Tak terasa sudah kita tengah menapaki minggu kedua bulan November 2022. Dalam sebulan lagi yakni di bulan Desember, masyarakat dunia akan merayakan dua peristiwa (event) besar yakni Natal dan Tahun Baru 2023. Momen ini akan membawa pengaruh yang signifikan pada industri makanan dan minuman (mamin), di banyak negara, tak terkecuali di negara kita.
Di Indonesia, kultur masyarakat dengan hantaran (hamper) bahkan turut pula memengaruhi lonjakan omzet penjualan industri mamin secara signifikan.
Tak mengherankan, jika di bulan Desember dan bulan Ramadhan (diikuti Hari Raya Idul Fitri), penjualan produk mamin ini berkesempatan terdongkrak hingga 30% dibandingkan dengan bulan-bulan biasa.
Gambar 1. Coklat berbentuk koin
Menurut data Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia/ GAPMMI), realisasi omzet penjualan sektor tersebut di tahun 2009 menyentuh angka Rp 550 triliun, sedangkan di tahun 2010 mencapai jumlah Rp 600 triliun. Sebagai perbandingan, pertumbuhan industri mamin di tahun 2011 berada di kisaran 5% - 10% per tahun.
Namun pada dua tahun belakangan ini, memang bencana global telah banyak menciutkan kapasitas maupun telah menghambat pelebaran ekspansi industri mamin.
Sejauh ini, kendala-kendalanya adalah:
1. kenaikan harga bahan baku (variabel Harga/ Price)
Contoh bahan baku yang paling sering digunakan adalah gula, garam industri, tepung terigu, dan minyak kelapa sawit, susu.
2. ketersediaan pasokan bahan baku (variabel Jumlah/ Quantity) yang terkadang mengalami kelangkaan
3. penggunaan bahan impor yang cukup signifikan dalam industri tersebut, sehingga kebijakan melalui pembatasan impor misalnya, mampu menebarkan rasa pesimisme pada industri tersebut
Selain pasar domestik, produk dari industri mamin juga menyasar pasar luar negeri atau mengekspor produknya.
Pemerintah telah dan tengah terus berupaya mengatasi kendala/ hambatan di atas, dengan tujuan agar pertumbuhan industri tersebut semakin maksimal, juga memperkuat pasarnya, baik dalam negeri maupun pada skala global. Di sisi lain, sejalan dengan konteks tersebut, Pemerintah juga sekaligus tengah menargetkan penguatan daya beli konsumen (masyarakat).
Dukungan pemerintah terhadap industri mamin, antara lain:
1. memberikan berbagai stimulus kepada para pelaku usaha industri mamin tersebut
2. me-minimalisir kelangkaan bahan bakunya
3. menstablikan harga bahan baku (input) dari industri mamin
4. menginisiasi digitilalisasi perdagangan
5. melakukan perjanjian / kerja sama perdagangan dengan mitra internasional
Dengan demikian, perlu diadakan terobosan inovatif dan berkesinambungan untuk terus meningkatkan kinerja industri mamin di Indonesia.
Sumber:
Berbagai sumber media
Catatan:
Tulisan ini dipublikasi ulang di blog pribadi penulis rasi0.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H