Cara yang lebih efektif, efisien, saja tak cukup, tetapi juga unsur ramah lingkungan perlu diperhitungkan.
KENDALA
- Pohon banyak yang telah berusia tua, sehingga hasil panennya per hektar relatif kurang memuaskan. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan rendahnya tingkat produktivitas karet dibandingkan dengan negara-negara penghasil karet lainnya, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam.
- Infrastruktur yang masih kurang memadai, permodalan yang belum mudah diakses bagi pemilik perkebunan rakyat
- Impor dari China yang semakin membanjir dan ditahan dengan disinsentif fiskal
- Menghilangkan keraguan, contoh kasus revisi DNI atas crumb rubber
SOLUSI
- Nilai tambah (Value added) perlu ditingkatkan
- Memaksimumkan hilirisasi
- Diversifikasi pasar (pengalihan destinasi pasar). Contohnya, segmen pasar Eropa, jika perlu lebih besar dari ekspor CPO
- Peningkatakan produktivitas dengan peremajaan
- Revitalisasi, peremajaan pohon karet
- pemerintah jangan jenuh dalam menampakkan keberpihakan pada petani karet dan selalu meng-update kebijakan sektoral maupun kebijakan insentif fiskal
PENUTUP
Selama menulis artikel ini, ada beberapa hal yang disadari penulis:
Menulis itu mengasah cara berpikir kritis. Karena itu kegiatan menulis perlu dibiasakan semenjak dini, namun tak pernah ada kata terlambat untuk itu.
Proses menulis selalu melibatkan kegiatan MENCARI, karena ketika kita mencari rujukan bahan refernsi, maka mau tak mau msih harus mencari data baik angka maupun berita sebanyak-banyaknya. Walaupun terkadang terasa enggan, tapi penasaran juga.
Akhirnya, kita akan menjadi 'sweet surrender' akibat ditaklukkan oleh curiosity kita sendiri.
Ikhtiar pencarian kita (melalui Google) biasanya malahan menghasilkan banyak input pengetahuan baru (di luar isu pembahasan itu sendiri).
Oya, penulis juga secara tak sengaja menemukan permasalahan tentang:
1. TERMINOLOGI yang kurang tepat