Dari garis IKP, yang memiliki rerata 0,3 mengindikasikan ketergantungan ekspor karet alam Indonesia ke pasar internasional (China) yang rendah alias tidak terlalu didikte oleh negara pengimpor.
Dari plot ISP, yang mayoritas berada di atas 0,5 menunjukkan Indonesia masih cocok untuk dinobatkan menjadi negara pengekspor karet alam destinasi China.
Bersanding dengan dinamisme, geopolitik internasional yang kerap berubah, upaya memajukan komoditas karet alam perlu banyak terobosan. Di antaranya, ini semua sinergis dengan terbentuknya International Tripartite Rubber Council (ITRC) melalui skema AETS (Agreed Export Tonnage Scheme).
Juga demi meningkatkan daya saing, juga perlu melakukan perdagangan/ bisnis dengan sistem barter, seperti yang pernah terjadi dalam bentuk imbal dagang (barter) dengan Sukhoi.
PRODUK
Pemanfaatan produk hasil karet perlu terus digalakkan, seperti:
- ban/ vulkanisir
- ban pesawat
- untuk keperluan bagian tertentu dok pelabuhan
- aspal karet
- alas kaki/ sepatu