Oya, improvisasi sedikit ya. Efek multiplier ini ternyata tidak bisa diremehkan. Eksistensi multiplier bisa meningkatkan hasil akhir suatu aksi (sebagaimana telah ditunjukkan oleh contoh di atas).
Nah, bayangkan saja tentang hoax/ hater yang disebar di medsos, yang logikanya akan mampu juga bekerja dengan multiplier serupa di atas. Bisa jadi hoax tersebut akan tersebar berlipat ganda pengaruhnya, dalam menggapai pembacanya.
Kala hoax tersebut berbiak bak virus kesesatan, apakah si penyebarnya tidak takut untuk menuai 'balasan' atas kejahilannya, misalnya saja dalam bentuk ketidakberkahan hidup. Maukah seseorang tersebut menerima 'apes' yang juga multipel jumlahnya ?
Hiii, ..seram bukan?
Jangan, ah.
***
Oya, satu lagi.
Mengenai multiplier yang bersifat negatip atau pengurang, Hanya ilustrasi nih, terkadang penulis bepikir, hal ini layaknya seperti kawan saya si X yang menonton tv. Acara yang sedang berlangsung saat itu adalah tentang seorang wanita yang tengah menonton tv juga. Nah, kebetulan yang sedang ditonton wanita tersebut yakni kisah tentang seorang pria yang sedang berada di bar menonton tv.
Lha, yang sedang ditonton pria di bar tersebut, kok pas .. berupa adegan yang menayangkan seorang gadis cantik yang sedang menonton tv di rumah temannya. Ternyata yang ditonton gadis manis tadi adalah film yang menayangkan seorang anak kecil yang sedang menonton tv bersama orang tuanya di ruang keluarga. Namun... yang sedang ditonton si bocah tadi yaitu... hihi, capek deh...
Jika terus-menerus begitu, kira-kira seperti apa ya bentuk obyek yang 'berhasil' ditangkap mata si X terhadap penonton tv nan paling terakhir di tv yang sedang ditonton si X? Tv di dalam tv, di dalm tv, di dalam tv....
Pusing ah... Yang jelas, pastinya menjadi sesuatu yang kecil sekali.