Mohon tunggu...
Noverita Hapsari
Noverita Hapsari Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Kompasianer

“...aku menulis bisa jadi karena kedukaan-ku, atau ..mungkin juga akibat kesukaan-ku...”

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kebijakan Fiskal, "Multiplier" dari Pajak dan Pengeluaran Pemerintah

11 Maret 2018   14:42 Diperbarui: 11 Maret 2018   21:49 19810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

a). Berapa besar stimulus dari Pemerintah dalam bentuk pembelanjaan atau investasi, yang semestinya dilaksanakan, demi menutup kesenjangan (deflationary/ recessionary gap) tersebut? (Opsi Pertama)

b). Berapa besar pula besar program pemotongan pajak (pada income tax, misalnya) yang sebaiknya diterapkan Pemerintah untuk menjembatani celah/ gap tersebut? (Opsi Kedua)

Gambar:

ilustarsi pribadi
ilustarsi pribadi
Solusi:

dokumen pribadi
dokumen pribadi
PENUTUP

Satu benang merah yang dapat ditarik yakni pada kondisi di atas adalah multiplier dari pengeluaran pemerintah lebih besar dari multiplier pajak. Dengan demikian dampaknya terhadap capaian/ target akhir juga lebih besar.

Dengan kata lain, jika kedua multiplier ini diperbandingkan, boosting pengeluaran pemerintah akan membutuhkan 'biaya' yang lebih sedikit (hanya Ro 80 triliun) dibandingkan jika harus memotong pajak (Rp 100 triliun) untuk mencapai target yang sama (yakni mencapai GDP Rp 1.600 triliun). Ini efek kerja dari multiplier Gs yang memang lebih besar nilanya dari multiplier t.

Ini dikarenakan multiplier Gs bersifat direct injection, independen, tidak bergantung dengan variable yang lain. Sedangkan multiplier t bersifat indirect injection, bergantung dari tingkat konsumsi masyarakat .

Menarik juga, untuk di-eksplorasi lebih lanjut, misalnya tentang keseimbangan perekonomian jika berada pada keadaan inflationary gap (titik B), pada GDP sebesar Rp 1.000 triliun misalnya. Bagaimana mengimplementasikan contractionary fiscal policy dalam kondisi tersebut?

Selain dengan kuva Demand-Supply seperti pada gambar di atas, lebih advance lagi, tax multiplier ini sewajibnya dianalisa pula dengan kurva IS-LM.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun