Mohon tunggu...
Noverita Hapsari
Noverita Hapsari Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Kompasianer

“...aku menulis bisa jadi karena kedukaan-ku, atau ..mungkin juga akibat kesukaan-ku...”

Selanjutnya

Tutup

Money

Kurva Permintaan (Demand Curve): Kasus Promo Beli 1 Gratis 1

4 Maret 2018   15:13 Diperbarui: 4 Maret 2018   15:19 3424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa tingkah laku pasar (market behavior) di atas bisa diilustrasikan sebagai berikut:

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Gambar 2.  Tingkah laku permintaan dari konsumen (kurva demand) yang normal

Kembali ke masalah promo. Ternyata, kurva permintaan seseorang bisa terputus dan bergeser di kala menghadapi even promosi 'Beli 1 Dapat 1'.

Berikut ini ilustrasinya:

Ilustrasi Pribadi
Ilustrasi Pribadi
Gambar 3. Kurva Demand yang terputus (Discontinuous Demand) akibat promo

Contoh yang digunakan disini adalah penjualan tas.

Terlihat, bahwa pada harga Rp 300.000 terjadi permintaan pasar sebesar 300 buah.

Andai harga turun menjadi Rp 200.000, seharusnya terjadi lonjakan permintaan sebesar 400 buah, namun gegara calon konsumen dijanjikan memperoleh bonus satu barang lagi, maka permintaan pasar bisa 'loncat' menjadi 800 buah.

Di sisi non-fisik, rasa kepuasan konsumen yang diwakili oleh Indifference curve (IC) - yang seharusnya berwujud cembung sempurna (strictly convex) -- kini menjadi berliku. Ini bisa dibaca juga sebagai pengambilan keputusan yang tidak konsisten lagi dari konsumen (pembelanja).

(Hihihi, IC-nya jadi geal-geol bentuknya.)

Inilah yang mengakibatkan garis pada kurva permintaan seseorang jadi tidak kontinyu lagi, dan terputus-putus, atau disebut juga 'discrete' akibat efek iklan yang menghipnotis konsumen untuk merasa lebih untung jika membelinya pada saat itu, pada tingkat harga promo tersebut.

PENUTUP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun