Musim kemarau yang terjadi belakangan ini membuat Sungai Ciliwung mengalami kekeringan. Ciliwung merupakan sungai terpanjang yang melintasi DKI Jakarta dengan Panjang sekitar 120 Km. Tak hanya DKI Jakarta, ciliwung juga melintasi Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Depok. Kekeringan yang terjadi terpantau pada tinggi muka air pada bendung katulampa yang terus mengalami penurunan. Rata-rata tinggi muka air pada bulan juni hingga bulan juli di atas 10 cm. Tetapi pada bulan agustus hingga September, rata-rata tinggi muka air kurang dari 10 cm.Â
Tinggi muka air pada bendungan mempengaruhi debit air yang dapat dialirkan ke Sungai. Apabila tinggi muka air semakin rendah, maka debit air yang mengalir juga akan semakin berkurang. Beberapa media online juga mengatakan bahwa debit Sungai ciliwung terus mengalami penyusutan. Hal tersebut merupakan hasil wawancara yang dilakukan dengan penjaga posko Bendung Katulampa. Bahkan pada 17 agustus 2023 silam upacara bendera dapat dilakukan di sungai Ciliwung tepatnya di kelurahan Kedung Halang, Bogor .
Kekeringan yang terjadi pada Sungai ciliwung kian mengalami peningkatan dibandingkan dengan musim kemarau di tahun sebelumnya. Dokumentasi musim kemarau pada bulan agustus tahun 2013 memperlihatkan air yang mengalir melalui pintu air Bendung Katulampa masih melimpah. Sedangkan pada bulan Agustus 2023 terlihat pintu air bendung katulampa kering.
Keringnya sungai Ciliwung menyebabkan berkurangnya air yang dialirkan untuk irigasi di daerah Bogor dan air yang dialirkan ke daerah sungai. Hal akan memberikan dampak yang tidak baik pada ekosistem sungai Ciliwung dan pertanian di kota Bogor yang mengandalkan air irigasi dari sungai Ciliwung. Tak hanya itu, masyarakat yang tinggal dibantaran sungai Ciliwung yang memanfaatkan air sungai untuk cuci, masak dan kakus, Â harus mencari alternatif lain untuk mendapatkan sumber air. Sedangkan, di wilayah DKI Jakarta penyusutan muka air sungai Ciliwung menyebabkan kemunculan endapan sampah di Sungai.
Potensi kekeringan yang terjadi dimasa depan kian memburuk. Hal ini dipengaruhi oleh pemanasan global yang terus meningkat dan terjadi begitu cepat yang berdampak pada peningkatan musim kemarau dan kekeringan. Kekeringan sungai ciliwung dapat menjadi peringatan bahwa sungai lain yang melintasi Jakarta berpotensi mengalami kekeringan. Terlebih Jakarta adalah salah satu wilayah yang mengalami peningkatan pemanasan global yang signifikan. Maka, apabila kekeringan terjadi pada sungai yang digunakan sebagai sumber air baku bagi masyarakat Jakarta, hal tersebut akan menjadi masalah yang serius dan dapat menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat. Â Â
Kekeringan yang akan terjadi tidak dapat dihindari, namun diharapkan tidak menimbulkan kerugian yang besar. Maka dibutuhkan Kerjasama dari instansi yang berwenang untuk menemukan solusi agar lebih siap menghadapi kekeringan yang akan terjadi kedepan. Pembuatan waduk pada daerah yang berpotensi mengalami kekeringan dan membuat pintu air pada sungai untuk mencegah intrusi salinitas dapat menjadi solusi untuk menghadapi kekeringan. Hal ini juga telah dilakukan oleh negara Vietnam dalam menghadapi kekeringan di sungai Delta Mekong. Selain itu, diperlukan sosialisasi kepada masyarakat terkait ancaman kekeringan yang akan terjadi ke depan, sehingga masyarakat lebih bijak dalam pemanfaatan air bersih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H