Mohon tunggu...
Wahyu Agustina Rimbita
Wahyu Agustina Rimbita Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah Toddler-KB-TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga, Mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Senang membaca dan selalu ingin meningkatkan kapasitas diri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Buat Pembelajaran PAUD lebih Bermakna dengan Pendekatan Backward Design

6 Agustus 2024   10:51 Diperbarui: 6 Agustus 2024   11:11 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terukur. Tentukan cara untuk mengetahui bahwa siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.

  • Realistis. Tujuan pembelajaran harus dapat dicapai oleh siswa dan pada waktu yang telah ditentukan.

  • Berpusat pada siswa. Tujuan pembelajaran mendeskripsikan 'apa yang akan dapat siswa lakukan', bukan 'apa yang dapat guru lakukan'.

    1. Menentukan bukti-bukti yang dapat diterima

    Langkah kedua setelah menentukan tujuan pembelajaran adalah menentukan bukti-bukti apa yang dapat membuat kita mengetahui bahwa siswa telah mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Bukti-bukti tersebut dapat berupa pemahaman dan atau keterampilan siswa, yang diperoleh melalui asesmen. Asesmen tersebut dapat berupa asesmen formatif maupun asesmen sumatif. 

    1. Merencanakan pengalaman belajar dan instruksi belajar

    Langkah selanjutnya adalah merencanakan pengalaman belajar apa yang dapat mendorong atau mendukung pemahaman siswa. Dengan siswa mengetahui tujuan belajarnya, maka kegiatan pembelajaran yang dia lakukan menjadi lebih bermakna.

    Terkait pertanyaan "Apakah pendekatan Backward Design mungkin digunakan dalam merencanakan pembelajaran PAUD?", jawabannya adalah sangat mungkin. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan yang tidak dapat disepelekan. Usia dini merupakan tahapan kehidupan yang penting, karena pada masa ini pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual, sosial dan emosional anak berkembang dengan pesat. Pengalaman belajar awal yang positif akan menentukan keberhasilan belajarnya kelak. 

    Dalam Lampiran I Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek Nomor 32/H/KR/2024 tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka, dijelaskan bahwa dalam kurikulum merdeka, PAUD merupakan Fase Fondasi, dimana dalam fase ini, siswa dibangun kemampuan-kemampuan fondasionalnya untuk dapat membantunya memiliki kesiapan sekolah.Dengan menggunakan pendekatan backward design, guru PAUD dapat fokus untuk membangun kemampuan fondasional tersebut.

    Sebelum memulai pembelajaran, guru akan melakukan asesmen awal untuk mengidentifikasi dan memetakan kemampuan siswa. Kemudian, setelah memahami kebutuhan dan kompetensi apa yang perlu ditingkatkan dalam diri siswa, guru dapat mencanangkan tujuan pembelajaran yang sesuai. Sebagai contoh, melalui asesmen awal pembelajaran PAUD kelompok A, guru mendapatkan bahwa rata-rata siswa di kelasnya masih membutuhkan penguatan dalam capaian pembelajaran Jati Diri, yaitu dalam hal bina diri. 

    Dengan pendekatan backward design, maka langkah pertama yang dapat dilakukan guru adalah menentukan tujuan pembelajaran, yaitu "Anak dapat melakukan kegiatan bina diri." Langkah kedua, guru dapat membuat indikator ketercapaian tujuan tersebut, dan merancang asesmen apa yang akan digunakan. Sedangkan langkah selanjutnya, guru merancang pengalaman belajar melalui kegiatan-kegiatan bermain yang bermakna yang relevan dengan tujuan yang sudah dicanangkan. Pada akhir pembelajaran, guru dapat mengevaluasi sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai, dan menentukan tindak lanjut yang tepat.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun