Guide yang menemani saya, lelaki berusia lima puluh dua tahun. Ketika saya tanya siapa nama beliau. Beliau menjawab panggil saja Daeng. Menurut penuturan beliau, beliau masih kerabat Keraton.
Tapi, mengapa nama beliau Daeng? Begitu tanya saya. Menurut Daeng. Sudah lazim pada zaman dulu. Kerajaan berbesanan dengan kerajaan lain, dengan maksud sebagai taktik pertahanan. Sehingga, ketika kerajaan di serang musuh, maka kerajaan yang menjadi besannya akan segera membantu. Dan Daeng, adalah anak dari Besan Keraton Sambas dengan Kerajaan di Makasar.
Apa itu artinya, Keraton Sambas sering di serang kerajaan lain? Apa penyebabnya terjadi penyerangan? Lanjut saya.
Menurut Daeng, Kerajaan Sambas, dulu sering di serang kerajaan Melayu dari Riau. Penyebabnya, karena Sambas adalah kerajaan penghasil emas. Penyerangan itu, mereda setelah Sambas berbesan dengan Makasar dan beberapa kerajaan lain di Kalimantan. Demikian penuturan Daeng.
Kondisi Keraton Sambas masih berdiri kokoh dan megah. Hanya, pada halaman, nampak rumput tumbuh dengan subur, juga beberapa sampah yang bertebaran di sana-sini. Agaknya pemerintah kota Kabupaten Sambas perlu turun tangan, paling tidak memberikan fasilitas petugas kebersihan yang menjamin kebersihan lingkungan Keraton Sambas.
Logikanya, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menjaga aset sejarah kejayaan masa lalunya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI