Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Arti Sebuah Nama

30 Juni 2020   06:37 Diperbarui: 30 Juni 2020   06:37 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papan Nama SMP N 3 Salatiga, Sambas. Kalimantan Barat. | dokpri

William Shakespeare, seorang pujangga Inggris terbesar (26 April 1564-23 April 1616), telah menuliskan 37 naskah drama dan kumpulan puisi. Karya dramanya, paling banyak dipentaskan hingga saat ini.

Pujangga dengan julukan "Bard of Avon" atau penyair dari Sungai Avon ini, terkenal dengan tulisan beliau yang berbunyi; "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet," yang artinya kurang lebih, "Apalah arti sebuah nama? Andaikata kita memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi."

Padahal, nama bukanlah sesederhana yang dikatakan Shakespeare. Nama adalah identitas obyek benda yang kita labeli dengan nama.

Ketika kita menyebut nama Soekarno. Maka, imajinasi kita, bukanlah tentang tukang becak di bangjo (abang ijo, istilah untuk lampu merah di Jawa Tengah) pada perapatan jalan Prawiro Taman di Jogyakarta sana. Melainkan, nama seorang lelaki flamboyant cerdas, yang menjadi identitas bangsa yang dikenal sebagai Proklamator.

Ketika disebutkan nama Soeharto. Imaginasi kita bukanlah tentang seorang kopral satu, pada satuan Kavaleri Angkatan Darat di Kodam III Siliwangi yang pernah menjadi tetangga kost saya di daerah Binong Bandung sana. Melainkan seorang Presiden yang sukses memimpin Indonesia selama 32 tahun. Beliau dikenal dengan senyumnya yang khas. Sehingga mendapat julukan The Smilling General.

Demikian halnya dengan nama tempat. Nama yang diberikan pada tempat. Mewakili secara utuh tentang demografi tempat, view tentang tempat yang dimaksud, typical masyarakatnya, serta adat budaya dan kuliner khas tempat yang diberi nama tertentu itu.

Maka, Ketika disebutkan nama Wates. Imajinasi kita, langsung membayangkan tempat indah sesaat sebelum kita memasuki Jogyakarta. Kota yang berada di kabupaten Kulonprogo ini, dikenal dengan kuliner Bakmi Jawa-nya yang maknyus. 

Tentunya, semua imajinasi tentang Wates, akan sangat berbeda, ketika kita mengunjungi Wates yang berada di Lampung. Wates yang berjarak 27 km dari Kota Metro Lampung, akan sama sekali berbeda dengan Wates yang di Kulon Progo. Jogyakarta.

Demikian halnya dengan Salatiga. Kota indah yang berada antara Semarang, Yogyakarta dan Solo. Dikenal dengan keindahan kotanya, wanitanya yang cantik dan udaranya yang merupakan perpaduan antara kota pantai di semarang dengan kota di daratan Jawa, Solo. 

Maka, Salatiga yang berada di Kalimantan Barat, akan berbeda sangat dengan Salatiga yang ada di Pulau Jawa. Kota Salatiga yang berada di kecamatan Salatiga, Kabupaten Sambas, hanya sebuah kota kecil dipinggir jalan antara Sambas -- Singkawang, bekontur rata dan berhawa panas. Bandingkan dengan Salatiga yang di Pulau Jawa?

Maka, sangat logis dan masuk akal, jika Islam, menganjurkan pada penganutnya untuk memberikan nama yang baik pada anak-anaknya. Karena, nama merupakan citra diri sang anak, harapan sekaligus do'a, agar anak yang diberikan nama tersebut, kelak menjadi orang yang sesuai dengan nama yang melekat pada dirinya.

Apa yang sahabat bayangkan jika saya menyebut nama Sumanto? Tentu, sahabat akan membayangkan seorang lelaki kumuh pemakan daging (mayat) manusia, bukan? Manusia yang terkenal seantero Indonesia disebabkan perilakunya yang sangat menjijikan sekaligus sadis.
Padahal, yang saya maksudkan Sumanto adalah ketua DPRD Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah sana.

Nah lho.

So.... Inga...Inga... pesan Mama. Nama, bukanlah sesuatu yang bebas nilai seperti yang dikatakan William Shakespeare. Melainkan, nama adalah citra diri dari individu yang menyandang nama tersebut.

Sekaligus, harapan dan do'a untuk sang penyandang nama. Agar kelak, sang penyandang nama, memiliki karakter dan perilaku sesuai dengan nama yang disandangnya.

Wallahu A'laam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun