Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa dan Bagaimana yang Mulai Hilang

2 Mei 2020   13:27 Diperbarui: 2 Mei 2020   13:34 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah sesi kuliah yang saya berikan,  seorang Mahasiswa bertanya. Mengapa pada ujian-ujian yang saya adakan, saya tidak pernah memberikan pertanyaan tentang kapan suatu peristiwa terjadi?

Jawaban dari pertanyaan itulah, yang ingin saya tuliskan di sini. Sebagai pertanda kita memperingati hari pendidikan tahun 2020.

Jika di deretkan angka-angka yang menunjukkan sebuah peristiwa, seperti 17 Agustus 1945,  2 Mei,   1 Januari dll. Semua kita tahu, apa yang terjadi  pada tanggal dan tahun tersebut.  Namun, tidak semua kita mengetahui,  bagaimana  perjuangan  dengan segala intrik yang terjadi. Sehingga, tanggal tersebut terjadi. 

Semakin  tidak  mengerti,  jika ditanyakan bagaimana perjuangan yang melatar belakangi   dari tanggal dan tahun itu terjadi, apa implikasinya bagi kehidupan berbangsa, bernegara dan dampak bagi kehidupan orang-orangnya.

Nah,  untuk mengetahui itu semua. Maka, pertanyaan di atas, harus dimulai dari kita sendiri. Kita jawab semampu yang dapat kita jawab, kita analisa dengan kemampuan analisa yang kita miliki.  Tentunya, kemampuan analisa yang kita miliki,  berkaitan erat dengan data yang kita miliki,  kemampuan kita mengolah data dan habit --kebiasaan-  berpikir kritis pada semua hal yang terjadi pada kehidupan kita sehari-hari.

Maka, untuk satu pertanyaan yang sama, akan memiliki jawaban yang sangat variatif. Memperkaya khasanah liteatur pengetahuan yang dimiliki mahasiswa, membuka wawasan apa yang selama ini, mungkin saja tidak atau belum mereka ketahui.

Itulah pembeda antara seorang yang hanya mengingat  peristiwa  (dalam hal ini, dia akan selalu kalah dengan google.) dengan seorang analis. Mereka yang menganalisa sebuah peristiwa.

Ironisnya.  Pertanyaan mengapa dan bagaimana?  Adalah jenis pertanyaan yang sudah mulai ditinggalkan dalam dunia pendidikan kita. Maka, akibatnya out put dari dunia pendidikan yang demikian, akan kehilangan nalar analisa dan kreatifitas.

Membayangkan hal demikian, sungguh sebuah tragedy maha dahsyat  sedang menunggu bangsa ini. Bangsa yang  akan terjerumus menjadi bangsa follower dan bukan bangsa trend setter.

Padahal, untuk memenangkan persaingan di dunia yang semakin kompleks ini, dibutuhkan manusia-manusia yang kreatif dan  manusia yang mampu  menciptakan trending setter, bagi kebutuhan manusia sekitarnya.

Selamat merayakan hari pendidikan nasional 2 mei 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun