Oke, katakan saja sang Punguk berhasil mengatasi semua aral melintang selama perjalanannya. Selesaikah masalahnya? Ternyata, belum. Masih sejumlah masalah menghadang sang Punguk.
Lalu, ketika Pungguk tiba di permukaan Bulan. Dimana Pungguk akan mendarat? Jika Pungguk mendarat pada permukaan yang terang (sisi yang terkena sinar Matahari), suhu pada permukaan Bulan pada sisi yang terkena Matahari itu sebesar 300 C. Tidakkah Pungguk akan hangus terbakar, ketika mendarat pada sisi yang terkena sinar Matahari itu?
Jika Pungguk mendarat pada sisi di sebaliknya, maka suhu pada permukaan itu, sebesar -300 C. Tidakkah Pungguk akan langsung membeku menjadi bongkahan Es. ketika sang Punguk mendarat pada sisi yang tidak terkena sinar Matahari itu?
Jadi, kesimpulan saya, lebih indah, jika sang Pungguk tetap merindukan Bulan dari permukaan Bumi. Nikmati keindahan itu, pada jarak tertentu. Jarak yang menjadikan sang Bulan tetap indah untuk dinikmati dan tidak mencederai sang Pungguk.
Mencoba keluar dari jarak yang ditentukan itu, hanya akan menjadikan Bulan tidak indah lagi dan akan membinasakan sang Pungguk itu sendiri.
Wallahu a'laam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H