Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gila Nih Ilmunya

10 Februari 2019   17:15 Diperbarui: 10 Februari 2019   17:50 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu, saya duduk dengan seorang sahabat yang post graduate dari perguruan fakultas tekhnik. Kami bersama mengerjakan sebuah proyek pada sebuah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Selesai menunaikan sholat Isya, sang temen curhat, jika dia ingin menikah dua tahun lagi.

Saya jawab itu bagus. Niat yang Insha Allah segera akan diijabah Allah.

Pertanyaannya, darimana uangnya. Sementara gaji yang dia terima sebesar 5.000.000,- logikanya, dengan mengumpulkan atau menabung dari gaji yang lima juta itu, kapan akan cukup untuk melamar dan biaya pesta pernikahannya?

Sementara, jika mengharap uang lembur, tidak mungkin. Karena untuk seorang yang lulus S1, tidak ada lemburan, yang ada hanya uang makan dan transport. Dan jika dihitung berapa uang makan dan uang transport tidak sampai 50 ribu rupiah. Dan jika dihitung satu bulan. Maka, jumlah yang berhasil dia kumpulkan hanya satu juta.

Saya katakan, pada sahabat saya. MENABUNGLAH!. Sahabat saya, tertawa dan tidak percaya.

Saya lanjutkan, menabungnya bukan pada Bank konvensional, juga bukan pada Bank Syariah. Melainkan pada Bank Allah. Karena, jika menabung pada Bank Allah, uang pengembalian yang akan dikembalikan Allah, bukan modal plus bunga atau modal plus pembagian hasil. Melainkan sepuluh kali lipat dari jumlah yang ditabungkan.

Istilah menabung pada tabungan Allah, sering juga disebut dengan SEDEKAH.

Ok, kita kembali pada pendapat sahabat saya diatas.

Gaji yang diterima lima juta dan uang makan dan transport satu juta. Total enam juta.

Menurut sahabat saya, jika dia menerima gaji 15 juta, dia akan bisa menikah dua tahun lagi. Rinciannya, setiap tahun dia akan memiliki jumlah tabungan 120 juta, karena dia akan menabung 10 juta setiap bulan dan selama dua tahun akan berjumlah 240 juta. Sedangkan biaya pernikahan ditambah walimahan (pesta) dia perkirakan 200 juta.

Saya katakan pada sahabat saya, jika dia mulai bulan depan akan memperoleh gaji sebesar Sembilan juta. Caranya dengan bersedekah. Atau menabung di Bank Allah.

Bagaimana cara perhitungannya? Perhitungannya gampang. Seperti rincian yang saya serbutkan diatas. Pengembalian yang akan diberikan Allah sebesar 10 kali dari tabungannya.

Inilah, cara perhitungannya.

Dari perhitungan diatas, sang teman hanya butuh sedekah satu setengah juta untuk memperoleh gaji sebesar Sembilan belas juta. Dan Insha Allah, dua tahun lagi, sahabat saya itu akan sukses melaksanakan pernikahannya dengan gadis pujaannya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun