"Tapi, kalau gak ada Hani, pertemanan ini jadi hambar" jawab Roman.
Percakapan itu segera terhenti. Bonar sudah hadir diantara mereka. Perjalanan ke Maribaya mereka teruskan, sudah tanggung. Paling sepuluh menit lagi, tiba di lokasi tujuan.
Begitulah, persahabatan mereka diteruskan hingga mereka kuliah dijurusan yang sama, dan ditempat yang sama, di Jalan Ganesha sepuluh Bandung. Dengan cita-cita yang sama, jadi tukang bangunan.
Semua tetap sama, tidak ada yang berubah. Kecuali, Roman melihat ada kecenderungan pada Bonar yang Falling in love dengan Hani. Samar terlihat, tapi untuk Roman yang sejak kelas 1 SMA selalu bersama-sama, bisa merasakan itu. Alasannya sederhana, karna Roman memiliki rasa yang sama pada Hani yang tomboy.
Tapi, Bonar yang lebih terbuka, biang kerok itu, lebih agresif menunjukkan rasanya, sementara Roman, tidak begitu terbuka. Semua tersimpan rapi, pada dasar hatinya.
Hingga, suatu hari. Mereka rencana pulang bersama, Roman sebagaimana Hani dan Bonar sudah lulus mata kuliah Baja II. Tapi, karena Roman ingin memperbaiki IPnya, mengambil mata kuliah itu, harapannya, jika bisa lulus dengan nilai A, makanya IP Roman akan lebih baik lagi.
Mereka, janjian ketemu di tempat parkiran motor jam Sembilan malam, selesainya mata kuliah Baja II yang diikuti Roman. Sedangkan Bonar dan Hani sudah bebas.
Jam delapan, Roman sudah sampai di tempat parkiran, karena dosen yang memberi materi tidak masuk. Tapi kemana Hani dan Bonar?. Roman mencarinya kesana kemari.
Busyet, dibalik pohon diujung parkiran, dia melihat Hani dan Bonar sedang berpelukan. Refleks Roman, memutar badan dan pergi. Di saat yang sama, Bonar melihat kehadiran Roman, reflex juga Bonar mengejar Roman.
"Man.... tunggu!" teriak Bonar.
Roman menghentikan langkah, sesaat Bonar sudah tiba di dekatnya, disusul Hani juga sudah didekat Roman dan Bonar.