Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Romansa Blazer Yuli

14 November 2017   19:54 Diperbarui: 14 November 2017   20:16 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan bulan madu itu, akhirnya tiba juga pada sisi pulau Flores bagian paling timur. Larantuka. Dari larantuka jika menggunakan kapal laut Umsini, maka hanya memerlukan waktu dua belas jam untuk tiba di Kupang, setelah sebelumnya singgah di Lewolebak.

Namun, Edo tak ingin ke Kupang. Larantukan sudah mewakili segalanya bagi Edo, kota Larantuka memiliki kenangan tersendiri baginya, kenangan yang akan segera dia tambah lagi dengan peristiwanya bersama dengan Yuli, yang akan dibawanya hingga kakek dan nenek kelak.

Siang itu, suasana langit diatas laut di muka pelabuhan Larantuka tenang seperti biasanya, tanpa angin yang berhembus kencang. Sementara diatas perahu, diatas permukaan laut tenang itu, ada Edo dan Yuli dalam perjalanan antara Larantuka dengan pulau Adonara.  

Rasanya, memang laut antara Larantuka dan Adonara selalu tenang.

Kondisi laut yang tenang, birunya laut antara Larantuka dan Adonara, serta jernihnya air laut hingga berpuluh meter ke dalam laut yang dapat dijangkau mata, menguatkan Edo, untuk membawa Yuli menempuh perjalanan laut ke Adonara.

Masih terbayang di pelupuk mata Edo, bagaimana di muka kapela Tuan Ma kemarin, Yuli bertanya pada dirinya, sambil tangan Yuli sebelah kanan, bergelayut di tangan kiri Edo.

"Pulau apakah itu Do, yang berada tepat di depan kita?"

"Itu namanya Pulau Adonara" jawab Edo singkat.

"Rasanya demikian dekatnya...." Gumam Yuli, nyaris tak terdengar. Namun, bagi Edo, itu adalah sebuah permintaan, jika Yuli ingin mengunjunginya.

"Besok kita akan mengunjungi sayang.." demikian bisik Edo di telinga Yuli.

"Akh... Edo.." hanya itu kalimat yang dikeluarkan Yuli, namun cengkeraman tangannya pada tangan Edo semakin kuat, kepala itu, merebah di pundak Edo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun