![Buku Jabal Rahmah, Karya Penulis (dok. Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/03/05/jabal-rahmah-58bba9054423bdf3078ab1a5.jpg?t=o&v=555)
Belum lagi, bagaimana sibuknya membawa tulisan yang sudah jadi ke Penerbit Mayor, lalu menunggu proses edit. Tambah rumit lagi, jika penerbit meminta perbaikan disana-sini. Jika, diterbitkan secara indie, maka sang penulis diharuskan merogoh koceknya sendiri untuk biaya penerbitan, kemudian, disibukkan memasarkan bukunya sendiri.
Dengan proses panjang dan berliku itu, sangat tidak wajar, jika seseorang, meminta buku secara gratis, hanya dengan alasan pertemanan.
Bukankah logikanya bisa dibalik. Jika kita memang menganggap sang penulis adalah teman, maka kita  perlu membeli bukunya. Logikanya, menghargai karya teman, berharap teman tidak rugi, sehingga dia berkeinginan untuk menerbitkan kembali buku-bukunya yang lain, dan kita berbangga bahwa teman kita telah mampu menerbitkan buku, dengan harapan, bahwa karya teman itu, sebagai motivasi bagi kita untuk dapat juga menerbitkan buku.
Bagaimana jika saya tidak berminat membaca dan tidak berminat jadi penulis? Begitu alasan teman yang minta buku gratis. Alasan demikian, juga bukan menjadikan, meminta buku gratis dapat dibenarkan. Â Dengan alasan teman, baiknya kita tetap membeli buku yang diterbitkan sang teman, lalu memasukkan dalam lemari, sebagai bukti kita telah mendukung karya sang teman. Pada kesempatan tertentu, buku itu dapat dikeluarkan dari lemari buku untuk ditunjukkan pada tamu, bahwa teman anda sudah menulis buku. Artinya, anda telah turut mempromosikan karya teman anda pada yang lain.
Memang untuk membeli buku teman, diperlukan uang. Tapi berapa besar sih? Harga  sebuah buku + ongkos kirim, tidak sampai seratus ribu. Itu artinya, jika setahun 360 hari, maka harga buku itu hanya 275 rupiah saja perhari. Dan belum tentu juga, sang teman menerbitkan bukunya setiap tahun.
![Buku PNPM-MPd, Karya Penulis (dok. Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/03/05/pnpm-58bba91f4423bd26088ab1a5.jpg?t=o&v=555)
Tapi, sebagai teman, saya tahu kapasitasnya, karya yang dia tulis tentu tidak sesuai dengan kualitas yang saya inginkan. Begitu alasan anda.
Maka, saran saya, jangan minta bukunya secara gratis, jangan pula membelinya. Silahkan anda sendiri yang menerbitkan buku, anda sendiri sebagai penulisnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI