Arke, siapa yang tidak kenal? Jika saja ada yang berani bicara,tidak kenal dengan Arke, maka reaksi pertama yang muncul, dia tidak gaul. Bagaimanamungkin, laki-laki selebritis, popular dan banyak digandrung gadis-gadis ABGkinyis-kinyis serta wanita matang manggis itu, tidak kenal. Maka, logikalogisnya, mereka yang tidak mengenal Arke adalah mereka yang tidak gaul.
Namun, begitulah kehidupan dunia ini. Tak ada yang bener-benersempurna dan fix. Untuk sebagian orang, terutama mereka-mereka yang Jomblo, adarasa bingung bagaimana cara mendapatkan pacar. Sementara ada yang diburu habisoleh ABG kinyis-kinyis dan wanita matang manggis, malah menyia-nyiakankesempatan itu. Itulah yang terjadi pada Arke.
Bagi Arke, cinta itu, hanya untuk Bianca. Konyolnya, untuk ABGkinyis-kinyis dan wanita matang manggis Arke terkenal cuek dan urakan. Tapi,tidak demikian halnya, ketika dia menghadapi Bianca. Mati kutu dan mati gaya. Boro-borountuk menyatakan cinta, untuk bilang Bianca paling cantik aja, gak berani.
Sore itu, Arke setelah sholat Maghrib, Arke terlihat khusuk,lama banget dia berdo’a, entah apa yang dia minta pada Allah. Selesai dengan do’anyapanjangnya, seperti sore-sore sebelumnya, Arke segera menyambar gadget dan menghubungiBianca dengan messenger.
Terjadilah dialog sebagai berikut;
Arke :”Bianca sudah sholat Maghrib?” Selanjutnya Arke di tulisdengan A.
Bianca :”Sudah Bang” selanjutnya Bianca ditulis dengan B.
(A)”Baca do’a gak”
(B)“Baca dong Bang”
…… lama tak ada balasan dari Arke, dia bingung mau nulis apa? SedangkanBianca, dengan gelisah menunggu diujung sana. Lalu, pembicaraan itupun dimulailagi.
”Bisa Abang minta tolong Bianca” (A)
“Apa itu Bang? Katakan saja”(B)
”Abang baru aja buat status, tolong Bianca baca deh” (A)
“Sudah Bang, status yang bahasa Jawa itu kan? ” (B)
“Ah… abang kok ragu, coba Bianca tulis status Abang, biar abangyakin”
“Kanggo awakmu, mosok disambi-sambi sih?” (B)
“Ok, Abang percaya Bianca sudah baca, bisa minta tolong lagi?”(A)
“Katakan saja Bang?”
“Bisa tolong Bianca artikan..”
“Untukmu… tak ada celah bagi yang lain” (B).
“nah… meskipun itu Bianca yang nulis. Tapi, itulah yang Abangingin katakan untuk Bianca. Tak ada wanita lain, selain Bianca” (A).
…… lama tak ada balasan dari Bianca. Arke kelimpungan, hatinyanano-nano. Apakah Bianca marah atau menerima “tembakannya”. Lalu, pembicaraanitupun dimulai lagi.
“Bisa Bianca minta tolong sama Abang?” (B)
“Bisa, katakan saja Bianca” (A)
“Coba Abang baca Status Bianca” (B)
Refleks, tanpa membuang waktu, Arke membaca Status Bianca. Disitu tertulis.
“Nekwes ngono ceritane, monggo pinarak. Bapak kalehan Ibu wes ra sabar nunggu.”
Arke terkejut, dia menggaruk-garuk kepala yang tak gatel. Secepatitukah? Tapi, kalo tidak sekarang, kapan lagi?
Nah…Lho.!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H