Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tentang Kamu (Resensi Buku)

9 Januari 2017   21:24 Diperbarui: 9 Januari 2017   21:41 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terima kasih banyak atas pelajaran tentang kesabaran. Bapak, aku akhirnya memahaminya. Apakah sabar memiliki batasan? Aku tahu jawabannya sekarang. Ketika kebencian, dendam kesumat sebesar apapun akan luruh oleh rasa sabar. Gunung-gunung akan rata, lautan akan kering, tidak ada yang mampu mengalahkan rasa sabar. Selemah apapun fisik seseorang, semiskin apapun dia, sekali di hatinya ada rasa sabar, dunia tidak bisa menyakitinya. Tidak bisa. Terima kasih banyak untuk tempat yang telah mengajarkan pelajaran ini. Di sini, ditempat di mana rumah-rumah saling bersinggungan atap, tiada tanah, rumput, apalagi pepohonan yang terlihat oleh Elang yang terbang tinggi. Di sini, dimana rumah-rumah yang tumbuh dari atas permukaan laut, perahu tertambat di tiang-tiang, dan kambing-kambing mengunyah kertas. Terima kasih.

Namun, bukanlah Zaman Zulkarnaen namanya jika harus menyerah dengan kondisi minim itu, dari Paris dengan Jet Thompson & Co yang sama, zaman memutuskan untuk langsung terbang ke Jakarta. Tak ada waktu untuk berleha-leha dan menunggu esok.

Bagaimana kelanjutannya? Disinilah kepiawaian Tere Liye memainkan scenario ceritanya. Penuh kejutan-kejutan yang tak terpikirkan sebelumnya. Jika saja pembaca membayangkan bahwa novel ini sebuah novel cerita misterius layaknya novel seperti S Mara Gde, maka pembaca akan tertipu. 

Tentang Kamu, bukan hanya soal bagaimana membuka misteri siapa Sri Ningsih, siapa-siapa yang berhak memperoleh warisan sebesar 19 Trilyun darinya, melainkan juga berisi nilai-nilai hidup, nilai-nilai yang berhubungan dengan kesabaran, keikhlasan, kerja keras, serta apa saja akibat dari dengki, iri dan tamak.

Sebagai seorang akuntan, Tere Liye yang menuliskan novel “Tentang Kamu” perlu diacungi jempol, kesungguhannya mendiskripsikan tentang tempat-tempat yang dikunjungi tokoh, kondisi situasi ketika kejadian-kejadian berlangsung, bahasa-bahasa local dimana terjadinya peristiwa, mengajarkan kepada kita, bahwa novel bukan sekedar “fiksi” melainkan sebuah tulisan yang “ilimiah” nan penuh data-data akurat untuk menuliskannya. Tidak salah, jika saya menganjurkan pada mereka yang berniat untuk menulis novel, perlu membaca “Tentang Kamu” sebagai wahana memperkaya tulisan mereka kelak.

Catatan:

  • Tere Liye menyelesaikan menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN2 dan SMN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan.
  • SMUN 9 Bandar Lampung. S1 UI Jurusan Ekonomi
  • Karya lainnya Rembulan Tenggelam di wajahmu, Bidadari-bidadari Surga, Moga Bunda disayang Allah, Hafalan Shalat Delisha, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Ayahku (bukan) Pembohong, Kisah Sang Penandai, Sunset Bersama Rosie, Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah, Berjuta Rasanya, Negeri Para Bedebah, Sepotong Hati yang Baru, Negeri di Ujung Tanduk, Burlian, Pukat, Eliana, . Amelia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun