Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah Penyelamatan Naskah Soekarno, Tonil Kelimutu

19 September 2016   19:41 Diperbarui: 20 September 2016   04:34 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Marilonga Kondisinya Kurang Terawat (dok. Pribadi)

Tengah hari di Ende, udara cukup menyengat, sementara  itu, saya masih mencari rumah Pak Yusuf Ibrahim. Di depan rumah besar itu, pak. Begitu jawaban terakhir yang saya terima. Ketika tiba di Jalan Nusantara IV. Rukun Lima. Ende. Sebelum memasuki rumah yang dimaksud, suara adzan dzuhur terdengar dari Mesjid terdekat.

Sebelum saya mengetuk pintu, seorang lelaki dengan usia mendekati senja keluar dari dalam rumah. Setelah bertegur-sapa, beliau berpesan agar saya menunggu saja di rumah, beliau akan Sholat dzuhur dulu di Mesjid. Lelaki yang berpesan itu, Yusuf Ibrahim, sosok yang saya cari.

Untuk  pembaca ketahui, Yusuf Ibrahim adalah putra dari Ibrahim Haji Umarsyah. Pemain Tonil Kelimutu sekaligus teman dekat Soekarno, ketika masa pembuangan Soekarno  di Ende.

Naskah asli yang ditulis tangan oleh Soekarno, sesungguhnya tidak pernah ditemukan. Yang ingin kita bahas disini, adalah naskah yang diketik oleh Ibrahim Haji Umarsyah yang dipercaya sebagai salinan dari naskah asli yang ditulis Soekarno.

Selama Soekarno dibuang di Ende, Putra Fajar, telah menulis naskah sandiwara sebanyak dua belas naskah, yakni; Dr. Syaitan, Indonesia 1945, Rendo, Rahasia Kelimutu, Jula Gubi, Kut Kutbi, Anak Haram Jadah, Maha Iblis, Aero Dinamit, Amuk, Sanghai Rumba, dan Gera Ende. Dari dua belas naskah yang  beliau tulis itu, hanya delapan naskah yang berhasil diselamatkan dan kini tersimpan di situs Bung Karno. Yakni, Rahasia Kelimutu, Rendo, Jula Gubi, KutKutbi, Anak Haram Jadah, Maha Iblis, Aero Dinamit dan Dr. Syaitan.

Setelah pak Yusuf Ibrahim kembali dari Mesjid menunaikan Sholat Dzuhur. Inilah kisah yang beliau ceritakan pada saya, tentang penyelamatan Naskah Tonil Kelimutu yang ditulis Soekarno semasa beliau dibuang ke Ende. Yang dimaksud Penyelamatan Naskah Tonil adalah naskah yang diketik oleh Ayah saya. Demikian Yusuf Ibrahim.

Beliau (Ibrahim H Umarsyah) menjadi pemain di semua judul cerita yang ditulis Bung Karno, naskah yang asli ditulis tangan oleh Bung Karno, dan Ayah saya mengetik kembali naskah-naskah itu. Demikian Yusuf Ibrahim.

Selanjutnya, cerita Yusuf Ibrahim, sbb;

Sore itu, sekitar jam 15.00 WITA, hari dan tanggalnya Yusuf Ibrahim (selanjutnya, Yusuf saja) lupa. Tetapi tahunnya pada tahun 1961 atau 1962 gitu.  Datang ke rumah dua orang tentara. Seorang berpakaian Preman dan seorang lagi berpakaian dinas. Yang berpakaian dinas bernama Serma Madjid dari Kodim Ende. Yusuf yang ketika itu, duduk dibangku SMP mengatakan bahwa Ayahnya, Ibrahim H. Umar sedang tidak berada di rumah. Sedang pergi menonton Bola di Stadion Ende.  -Saya lupa menanyakan nama stadionnya pada pak Yusuf. Stadion yang sekarang bernama Marilonga-.

Kedua Tamu Pak Ibrahim menunggu hingga pak Ibrahim pulang dari menonton Bola. Yusuf muda ingat betul, bagaimana dia menghidupkan lampu Patromak sore itu. Dan mereka berdua,  pulang larut malam setelah bertemu dengan Pak Ibrahim.

Awalnya, pembicaraan antara Bapak (Ibrahim) dengan kedua tamu berjalan ramah, lalu, timbul ketegangan. Hingga tamu yang berpakaian preman, memukul meja dengan keras. Melihat itu, membuat saya jadi kuatir. Kekuatiran saya, saya sampaikan pada Ibu. Namun, Ibu dengan tenang, mencoba menenangkan saya. Semuanya akan berjalan dengan baik. Gak perlu risau, demikian Ibu menenangkan saya. Cerita pak Yusuf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun