Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perjalanan Larantuka – Banten dengan Sepeda Motor

10 September 2016   21:41 Diperbarui: 12 September 2016   07:36 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teluk Maumere, sebuah Kapal Pesiar Sandar di Kejauhan, perlihatikan air laut yang jernih hingga dasar laut terlihat hingga jauh (dok.Pribadi)

Tulisan perjalanan menggunakan sepeda motor, menjelajahi daratan paling Timur pulau Flores (Larantuka) hingga Ujung Barat Pulau Jawa, Malingping di Banten. Dimaksudkan sebagai prolog dari rangkaian tulisan yang segera menyusul secara mendetail setelah tulisan ini. Rangkaian tulisan, dimana lokasi kejadiannya berada antara Kota larantuka, diujung Timur Pulau Flores hingga ke Malingping, diujung barat Pulau Jawa.

Ada beberapa tema yang akan dibahas sesuai apa yang ditemui selama perjalanan yang menghabiskan waktu dua belas hari itu. Ada yang berupa Budaya dan Agama seperti yang terjadi di Larantuka. Bagaimana kota kecil yang indah itu, kental dengan upacara seremonial “Jalan Salib”.

Sebuah acara keagamaan yang kental nuansa Khatolik. Namun, penuh aroma budaya lokal. Sehingga, ketika upacara yang sama di-alih-kan lokasinya pada daerah lain, maka napas aromanya akan menjadi lain.

Demikian juga dengan Suasana teluk Maumere, destinasi wisata yang khas Maumere, tak bisa dibandingkan dengan daerah lain, destinasi itu, hanya ada di Maumere, demikian juga dengan Pantai Koka, Pantai yang terletak  mendekati perbatasan dengan Kabupaten Ende. 

Pantai yang masih perawan, bagaimana akhirnya penulis harus bermalam di sana, padahal di Pantai Koka tak memiliki sarana penginapan untuk bermalam. Dan kisah yang tak kalah menariknya tentang pria setengah baya “Blasius” yang merawat Pantai Koka seperti dia merawat keluarganya sendiri.

Teluk Maumere, sebuah Kapal Pesiar Sandar di Kejauhan, perlihatikan air laut yang jernih hingga dasar laut terlihat hingga jauh (dok.Pribadi)
Teluk Maumere, sebuah Kapal Pesiar Sandar di Kejauhan, perlihatikan air laut yang jernih hingga dasar laut terlihat hingga jauh (dok.Pribadi)
Memasuki Kabupaten Ende, kita akan disuguhi bukan hanya alam yang indah seperti Danau Kelimutu dengan segala keunikannya, juga ada pantai Ende yang indah. Demikian juga Nilai sejarah yang dikandung Ende, juga tak kalah  menariknya, di Ende ada, rumah tempat pengasingan Soekarno yang kini sudah berubah fungsi sebagai museum. 

Juga ada kubur dimana mertua Soekarno (Ibu dari Ibu Inggit) dimakamkan, yang kondisinya kini, memprihatinkan. Di Ende juga saya bertemu dengan Bapak Yusuf Ibrahim, anak dari Bapak Ibrahim, pelaku Tonil ketika Soekarno mementaskan Tonilnya di Gedung Immaculata Ende. 

Dari Bapak Yusuf Ibrahim ini pula saya tahu, bagaimana perjuangan Bapak Ibrahim menyelamatkan naskah-naskah Tonil yang ditulis Soekarno ketika itu, hingga kini terselamatkan, sehingga menjadi saksi sejarah, bahwa Tonil itu benar-benar pernah “ada”.

Masih di Ende juga, saya bertemu dengan seorang Pastor yang bernama Pastor Hendrik Sara. Dari keterangan Pastor Hendrik Sara, jika keterangan beliau benar, maka, sudah seharusnya diadakan perubahan sejarah yang selama ini diyakini kebenarannya. Karena menurut Pastor Hendrik Sara, Gedung yang digunakan mementaskan pertunjukan Tonil Soekarno ketika itu, bukan seperti gedung dalam foto yang kita kenal selama ini. Melainkan Gedung Capelata Immaculata, yang kini sudah berubah menjadi toko buku “Nusa Indah” dan Percetakan “Arnoldus”. 

Keyakinan Pater Hendrik Sara, berdasarkan literatur yang beliau baca dan keterangan seorang Bruder yang bernama Christoporus Tange. Yang ketika itu, sang Bruder berusia belasan dan turut serta sebagai pemain Tonil. Sayang ketika, saya ingin bertemu dengan Bruder yang dimaksud, Pater Hendrik mengatakan bahwa sang Bruder sudah almarhum.

Pelabuhan Maropokot di Kabupaten Nagekeo (dok.Pribadi)
Pelabuhan Maropokot di Kabupaten Nagekeo (dok.Pribadi)
Kejutan lain, adanya tempat mandi-mandi Soekarno yang luput dari catatan sejarah, terletak di sebelah timor Ende dan sebelah barat Ende. Sisi sebelah timur bernama Ae Tua yang berada di sungai Ae Lengi, sedangkan pada sisi barat Ende terletak pada Sungai Nangaba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun