Perjalanan nan tertunda mengunjungi Danau Kelimutu, akhirnya tiba juga. kunjungan ke Kelimutu akan dilakukan pada Minggu dinihari. Schedulenya, berangkat jam 3 dini hari dari Mbay. Ibu kota Kabupaten Nagekeo. Flores, NTT.
Begitulah, kenyataannya saya dan sang adik akhirnya berangkat jam 3.10 menit. Menjelang memasuki kota Ende, kami melakukan sholat subuh dan sarapan pagi. Tak perlu tergesa-gesa, rencanya sebelum jam delapan pagi, kami akan tiba di Danau Kelimutu. Justru yang perlu dijaga menyiapkan kondisi fisik, agar kuat menaiki sejumlah bilangan anak tangga menuju Danau Kelimutu, yang menurut info yang kami terima dengan jumlah yang cukup banyak. Untuk itulah, sarapan pagi perlu kami lakukan.
Belum berapa lama kami meninggalkan Ende, kami dikejutkan dengan melenggangnya Babi ditengah jalan. Tanpa takut pada kendaraan yang lewat dan tanpa tali pengikat. Adik yang duduk di sebelah saya, mengatakan memang hewan Babi di daerah ini, dipelihara dengan cara dibebaskan saja, berapa meter setelah kejadian pertama, kembali saya melihat, ada sekeumpulan anak-anak Babi, ada enam anak Babi sedang bercengkrama di tepi jalan. Sayang, ketika akan saya abadikan, mereka segera lari, tinggallah saya yang hanya melongo.
Jarak antara Kota Ende – Danau Kelimutu yang 62 km itu, ingin saya gambarkan sebagai satu kesatuan kunjungan ke Danau Kelimutu.
Selepas tanjakan dan apitan bukit terjal nan eksotis itu, saya memasuki daerah subur dengan udara sejuk. Awalnya, terbentang sawah-sawah berjenjang, saya seakan dihantar pada memori sawah berjenjang di daerah Bali, di udara pagi nan sejuk itu, banyak pria yang berdiri di tepi jalan masih menggunakan “Sebo” penutup kepala, penahan udara dingin, sementara kaum wanita, memakai sarung tenun khas Flores. Saya kagum dengan masih dipakainya sarung tenun itu. Adik disebelah saya mengatakan, bahwa sarung tenun itu, akan memberikan rasa hangat pada udara dingin, dan memberikan rasa dingin ketika udara panas. Luar biasa…. Karya lokal yang perlu dilestarikan.
Ketika tiba di daerah Moni, jalan bercabang tiga, sisi jalan arah ke kanan memasuki daerah Taman Nasional Kelimutu, di daerah inilah terletak Danau Kelimutu, sedangkan sisi jalan nan menyerong ke kiri, menuju Maumere, ibu Kota Kabupaten Maumere di sebelah Timur Ende. Kami mengambil arah ke kanan, menuju Kelimutu.
Seratus meter dari persimpangan itu, kami melewati Pos Gerbang memasuki area Taman Nasional Kelimutu, di dalam area Taman Nasional itulah terletak Danau Kelimutu. Untuk setiap wisatawan lokal dikenakan tariff Rp.5000/orang dan kendaraan Rp.10.000, sedangkan untuk wisatawan Mancanegara Rp.150.000/orang. Selesai membayar, kami melanjutkan perjalanan. Jalan menuju Danau Kelimutu semakin kecil saja, tanjakan yang menghadang semakin terjal, di salah satu tikungan, mobil kami sempat mati langkah, mobil yang turun dari atas melaju kencang dan berserobok dengan kami yang dari bawah, untung rem mobil dari atas cukup pakem. Tabrakan nyaris terjadi.
Danau Kelimutu.