Muammar Khadafi lahir di Surt, Tripolitania, 7 Juni 1942. Di dalam tenda Badui, ditengah padang pasir. Besar dalam angin Padang Pasir yang keras. Suasana dunia yang sedang bergolak saat itu, terserap habis dalam jagad khadafi kecil. Khadafi muda seorang penganut gelora nasionalisme Arab yang diperjuangkan pemimpin Mesir Gammal Abdul Nasser pada 1952.
Pengalaman traumatis semasa kecil seperti merasa sebagai anak terbuang, terabaikan dan terancam, meninggalkan luka pshykis yang dalam. Pengalaman traumatis semacam ini, ternyata mengakibatkan kerusakan emosi dan pshikologis yang lama dan akut
Dalam presentasinya, Dr. Nadine Burke Harris, dokter anak terkemuka dan CEO pendiri CYW (Center for Youth Wellness) San Fransisco, mendefinisikan trauma masa kecil akut, sebagai “ancaman-ancaman yang begitu parah atau meresap sehingga mereka merasuk ke dalam diri kita dan merubah fisiologis kita: hal-hal seperti pelecehan atau pengabaian, atau tumbuh dengan orangtua yang berjuang melawan penyakit mental atau ketergantungan obat-obatan”
Pusat respon takut di otak, akan menyebabkan seseorang mengambil tindakan yang beresiko tinggi manakala menghadapi tekanan
Jadi, tidaklah mengejutkan apabila korban-korban trauma masa kecil, bergulat dengan emosi-emosi amarah, kenangan-kenangan menakutkan, penyakit, dan depresi di masa dewasa.
Turunan dari traumatik masa kecil ini, melahirkan tindakan-tindakan yang sulit untuk diterima, terutama oleh mereka yang tidak mengalaminya.
Lalu bagaimana, jika korban traumatik bukan hanya dialami oleh person-person perorangan, melainkan dalam sebuah komunitas. Mereka inilah yang dalam aksinya kelak dikenal dengan teroris. Mereka dalam menjalankan aksinya, bisa saja membawa agama sebagai dasar ideology, membawa nama suku, nama daerah atau yang lainnya. Tersebar hampir diseluruh belahan dunia. Terutama yang system pemerintahannya masih memarginalkan kelompok tertentu. Apakah itu kelompok agama, suku atau daerah.
Contoh konkret yang dapat kita lihat seperti kelompok separatis bersenjata Spanyol di Basque, ETA. Di era delapan puluhan hingga Sembilan puluhan, ada kelompok bersenjata IRA di Irlandia, Al-Qaeda di Afhganistan. Dan yang kini hangat dibicarakan adalah kelompok Abu Sayaf di Philipina dalam kaitannya penyanderaan terhadap WNI.
Apakah Indonesia akan memiliki kemungkinan itu? Saya berharap, jawabannya tentu saja tidak. Akan sangat mengejutkan, jika kelak, terjadi kelompok-kelompok pembuat kerusuhan disana-sini. Setelah ditelusuri. Ternyata, mereka adalah anak-anak yang kini mengalami trauma berat akibat penggusuran yang dilakukan Ahok di Pasar Ikan Luar Batang.
Masalahnya, bukan pada, apakah yang dilakukan Ahok itu, salah atau benar. Tetapi apakah Ahok sudah memikirkan, kemungkinan akibat yang akan terjadi, dari tindakan yang diambilnya, akan berbuah demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H