Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jurus Jitu Menulis

5 Februari 2016   10:45 Diperbarui: 5 Februari 2016   10:52 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Buku sebagai terminal akhir dari tulisan (dok.Pribadi)"][/caption]Kemarin saya bertemu seorang sahabat, sebelumnya, seminggu yang lalu, sahabat saya berjanji akan menulis, dia memperlihatkan pada saya beberapa konsep tulisan yang hampir selesai. Gembira dengan keinginannya, sekaligus sebagai bentuk solidaritas pada sahabat. Saya buatkan untuknya, akun di salah satu media sosial.

Maka, dengan antusias, kemarin saya tanyakan pada sang sahabat, bagaimana perkembangan tulisannya. Sudah berapa tulisan yang dia upload? Jawaban dari sang sahabat membuat saya kecewa, berbagai alasan dia kemukakan, mulai tak ada waktu, tak ada ide dll. Singkat kata, belum satupun tulisan yang dia publish.   

Lalu, bagaimana penjelasan dari fenomena teman saya ini? bagaimana solusinya? Inilah yang coba kita lihat satu persatu. Semoga ada manfaatnya untuk kita semua.

Satu, Konsisten.

Jika kita sudah memiliki niat untuk menulis. Pegang niat itu dengan seteguh-teguhnya. Kosisten dengan apa yang sudah diniatkan. Lalu, lanjutkan dengan langkah berikutnya. Konsistensi. Artinya, niat yang sudah konsisten kita pegang itu, mulai direalisasikan dengan tindakan nyata.

Dua, Buat Jadwal Menulis.

Inilah langkah konsisitensi itu, buat jadwal menulis. Tentukan sendiri waktu yang menurut kita paling tepat. Lalu, patuhi waktu itu. Pada waktu yang sudah ditentukan itu, buatlah tulisan, apapun bentuk tulisan itu. seberapapun itu hasilnya, dengan ada ide menulis atau tanpa ide menulis. Jika, tulisan belum selesai, maka di save untuk dilanjutkan pada jadwal menulis keesokan harinya. Jika tanpa ide, juga di save, agar pada jadwal menulis keesokan harinya, diharapkan idenya sudah muncul.

Dengan mematuhi jadwal yang sudah kita tentukan itu, maka akan terbentuk sikap disiplin diri, akhirnya menjadi rytme tubuh, yang jika tidak terpenuhi, maka tubuh meminta untuk dipenuhi. Seperti orang yang biasa makan pada jam istirahat, maka meskipun dia sarapan dengan menu berat pada jam 10 pagi, pada waktu istirahat, tubuh minta untuk diisi dengan makan siang.       

Tiga, Tentukan target Capaian

Langkah selanjutnya, jika kita sudah mampu mendisiplinkan diri dengan jadwal menulis, maka tentukan capaian yang akan dicapai. Misalnya satu halaman A4, atau dua halaman A4 atau tiga halaman A4. Bisa juga dengan ukuran jumlah kata. 1000 kata, atau 2000 kata atau 3000 kata dan seterusnya. Atau dengan target waktu. Misalnya dengan memberikan waktu minimal, setiap kali kita menulis. Minimal 30 menit, minimal 1 jam dan lain sebagainya.

Untuk pembaca, yang seusia saya, tentunya sangat kenal dengan novelis kondang pada masa itu, Barbara Cartland. Novelis bangsawan Inggris ini, sangat produktif, jumlah karyanya bejibun. Ternyata, dalam sehari Barbara Cartland, hanya menulis dua jam. Beda antara Barbara Cartland dengan kita, beliau menulis setiap hari dengan disiplin waktu yang ketat. Baik jadwalnya, maupun lama menulisnya.

Empat, Waktu menulis adalah untuk menulis.

Sudah menjadi hal yang sangat umum. Bahwa media sosial, bagian yang sangat akrab dalam kehidupan kita. Efek posistifnya, jangan tanya, sangat banyak, meski hal negative tentu ada, terutama ketika menulis. Matikan semua medsos, FB, Twitter, WA dll, Fokuslah ketika menulis. Waktu menulis adalah menulis. Tumpahkan seluruh perhatian dan pemikiran pada tulisan yang sedang kita garap. Abaikan untuk sementara hal yang lain.

Lima, Bergabung Dengan Komunitas Penulis

Ada adagium yang bagus, untuk mengetahui siapa seseorang itu, lihat siapa temannya. Begitu juga kita, sebagai penulis, maka gabunglah dengan komunitas penulis. Jumlahnya bejibun, baik itu di FB, WA, Komunitas dunia nyata dll. Untuk apa? Pada komunitas ini, kita dapat banyak belajar, baik yang berupa teori maupun praktek. Sharing pengalaman penulis akan memperkaya bathin kita, sekaligus motivasi bagi kita, untuk terus berkarya dan memperbaiki apa yang telah kita lakukan selama ini.

Tak ada cerita yang benar-benar tamat, tak ada belajar yang benar-benar selesai, dan komunitas itu, ajang bagi kita untuk selalu menambah ilmu, menambah hal-hal praktis yang perlu dilakukan.

Enam, Membaca sebanyak Mungkin

Jangan terjebak dengan kalimat diatas. Jika kita membaca semua buku yang ada, maka habis usia, sementara buku yang ada belum semuanya habis terbaca. Maksud saya, bacalah sebanyak mungkin hal-hal yang berkenaan dengan tulisan yang sedang kita garap. Tujuannya jelas. Agar memperkaya tulisan kita. Agar tulisan kita, tinjauannya bisa dari berbagai sudut. Sumbernya akurat dan dapat dipercaya.

Tujuh,  Menulislah sekarang juga.

Setelah beberapa hal berkenaan tentang menulis kita ketahui, tunggu apa lagi? Mulailah sekarang juga. Jangan tunda lagi, jangan tunda apa yang sedang “hangat” ini menjadi dingin, lalu basi dan dilupakan. Selamat memulai sobat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun