“Sampai saya memiliki dua putra?” jawab Guru Ridwan.
“ooo.. ya. Sekarang anak pak Ridwan sudah menikah semua?”
“Belum dok. Yang tua, kuliah di kedokteran USU, sdh selesai, sedang menjalani Koas”
“Yang kedua?”
“Baru selesai sidang S1 di Unibraw Malang, seminggu sebelum kejadian itu”
“Sungguh orang tua yang beruntung… ya pak” kata dokter Fadli.
Dia belum masuk pada pokok masalahnya. Untuk mengetahui kejiwaan pelaku, harus digali semua aspek kehidupan. Tak perlu buru-buru. Yang penting, kesimpulan akhir, jalan meleset. Sebab, kesimpulan akhir yang akan direkomendasikan dr Fadli akan mempengaruhi nasib Guru Ridwan selanjutnya.
“Begitulah dok, jika saja tidak terjadi peristiwa itu” jawab Guru Ridwan lirih.
“Bisa cerita sedikit tentang Ibu, pak?” tanya dokter Fadli lagi.
Tak tega dokter Fadli, menyebut Bu Dessy dengan kata korban. Bukankah antara pelaku dan korban adalah suami isteri, dua-duanya Guru dokter Fadli sendiri. Meski Guru Ridwan tak mengetahuinya. Wajar saja, karena dr Fadli tak menyebutnya.
“Bisa dok”