[caption caption="lima buku dalam empat tahun (dok.Pribadi)"][/caption]Saya mulai menulis tanggal 16 November 2011 artinya beberapa hari lagi, genap 4 tahun saya menulis di Kompasiana. Banyak hal yang dapat diceritakan selama perjalanan 4 tahun menulis di Kompasiana. Mulai dari mana saya tahu Kompasiana, tentang tulisan pertama di Kompasiana, perolehan ilmu apa yang saya peroleh selama di Kompasiana, dll.
Tetapi, pada kesempatan ini, saya hanya ingin membatasi diri pada Buku. Bagaimana akhirnya saya terjebak pada kenyataan, bahwa saya benar-benar telah melahirkan buku.
Hingga saat ini sudah ada lima buku, dua buku full tulisan saya sendiri, sehingga, saya berhak untuk mencantumkan nama saya sendiri tanpa nama yang lain. sedangkan tiga buku yang lain, buku keroyokan. InsyaAllah awal Desember besok, akan terbit kembali buku saya yang baru. Buku kumpulan cerpen. Inilah, buku ke enam. Tentu saja, saya masih berharap, seiring dengan perjalanan waktu bersama Kompasiana akan terbit buku-buku yang lain.
[caption caption="Buku "Jabal Rahmah Rendezvous Cinta Nan Abadi" (dok.Pribadi)"]
Pada Kopdar pertama itu, pak Thamrin Sonata mengusulkan, bagaimana jika seluruh yang hadir menyumbangkan satu tulisan. Untuk selanjutnya, dikumpulkan dan dijadikan satu buku. Hampir semua yang hadir menyetujuinya. Dari hasil silaturahmi itu, saya menyebutnya dengan silaturahmi, karena memang pertemuan itu, bernuansa saling mengenal dengan semangat saling kasih. Maka, lahirlah buku yang pertama secara keroyokan dengan Judul “Merajut Indonesia”. Belakangan, setelah buku terbit, saya tahu, bahwa para penulis, bukan hanya mereka yang hadir pada “silaturahmi” pasca ramadhan itu saja. Melainkan, banyak lagi yang lain.
Tahun berikutnya, saya bertemu dengan pak Thamrin Sonata di Kota Rangkas Bitung. Dalam pertemuan itu, hadir saya, Isteri saya, anak semata wayang serta pak Thamrin Sonata. Kami berbincang banyak hal. Suasana yang tercipta sangat kekeluargaan. Saya bercerita, bahwa saya sudah menulis banyak tentang “perjalanan”. Apakah itu perjalanan spiritual atau perjalanan Jasmani. Apakah itu perjalanan di Tanah Air atau perjalanan di luar. Pertanyaannya, apakah kisah perjalanan itu, layak untuk dijadikan sebuah Buku. Pak Thamrin Sonata menjawab, mengapa tidak? Beberapa bulan kemudian, lahirlah buku saya yang kedua. Kali ini, buku itu, seluruhnya kumpulan tulisan saya.
[caption caption="Bedah buku "Jabal Rahmah Rendezvous Cinta Nan Abadi". Iskandar Zulkarnain, Isson Khairul, Thamrin Sonata. (Dok. Pribadi)"]
Buku “Jabal Rahmah, Rendezvous Cinta nan Abadi” yang dikerjakan secara Indie itu, memberikan banyak pengalaman pada saya. Ternyata, menulis adalah sesuatu hal. Tetapi, memasarkan buku adalah, hal yang lain lagi. Beberapa wawancara hingga on air pada sebuah stasiun Radio swasta saya sanggupi dan lakukan. Tak lain, sebagai bagian dari “pemasaran” buku itu sendiri.
Selanjutnya, untuk Buku ke tiga dan ke empat, waktunya tidak terpaut lama. Buku ke tiga adalah buku keroyokan dalam rangka menyambut hari Kemerdekaan RI. Judulnya “Refleksi 70 tahun Indonesia Meredeka”. Sedangkan buku ke empat berjudul “catatan kecil, perjalanan PNPM-MPd”. Sebuah buku yang berisi buah pikiran dan beberapa catatan kejadian, selama saya mengikuti program pengentasan kemiskinan yang bernama PNPM-MPd (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Mandiri Perdesaan). Selama kurun waktu lima tahun.
[caption caption="Buku "Catatan Kecil, Perjalanan PNPM-MPd" (dok. Pribadi)"]
Masih tentang buku keempat itu, saya juga berkesempatan untuk menjelaskan isi buku tersebut pada Jambore paguyuban UPK se Jawa-Tengah di Solo, serta Jambore paguyuban UPK se Jawa-Barat di Purwakarta. Ikut hadir pada kedua event tersebut, dari BAPPENAS, OJK, DEPKUMHAM dan Departemen Koperasi.