Pada pembuatan saluang kita harus menentukan bagian atas dan bawahnya terlebih dahulu untuk menentukan pembauatan lubang. Bagian atas dari saluang merupakan bagian bawah bambu.
Untuk membuat 4 lubang pada alat musik saluang, menentukan lokasi lubang pertama dimulai dari ukuran 2/3 dari panjang bambu yang diukur dari atas. Kemudian, untuk lubang kedua dan seterusnya berjarak setengah lingkaran bambu. Untuk besar lubang agar menghasilkann suara yang bagus, haruslah bulat dengan garis tengah 0,5 cm. Demikian penuturan pak Andy.
Pemain saluang legendaries bernama Idris Sutan Sati daengan penyanyinya Syamsinar.
Keutamaan para pemain saluang ini, adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik napas secara bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik saluang dari awal hingga akhir lagu tanpa putus. Yang kadang hingga memakan waktu satu jam atau lebih. Istlah pak Andy, pemain saluang seperti Baruak –Beruk- sebuah tamsil, jika Beruk dapat menyimpan makanan di mulutnya, maka pemain saluang dapat menyimpan napas dimulutnya, hingga mampu menghembuskan napas tanpa henti sepanjang lagu dimainkan.
Cara pernapasan ini dikembangkan, dengan cara melaukan latihan terus menerus. Tekhnik ini dinamakan juga sebagai Tekhnik Menyisiahkan angok (menyisihkan napas).
Tiap nagari di Minangkabau memiliki ciri tersendiri dalam bersaluang. Seperti Singgalang, Pariaman, Solok, Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauh. Saluang dengan ciri khas Singgalang diangggap cukup sulit dimainkan. Sedangkan ciri khas yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
Konon ceritanya, para pemain saluang, memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk menghipnotis penontonnya. Mantera itu, dinamakan Pitunang Nabi Dawud.
Isi dari Pitunang Nabi Dawud itu, kira sebagai berikut
Ambo malapehan pitunang Nabi Dawud
Buruang tabang tatagu-tagun
Aia mailia tahanti-hanti