Apa itu nasi Kapau.
[caption caption="nasi Kapau Ibu Leti (dok.Pribadi)"]
Beruntung saya bisa duduk di warung Uni Ana di pasar Kapau. Warung sederhana, layaknya pasar kaget di Pulau Jawa. Jadi, jangan bayangkan warung Kapau seperti restoran atau kaki lima seperti di jalan Kramat samping Bioskop Grand, senen Jakarta. Uni Ana dengan terbuka dan senang hati, menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan setelah saya selesai makan di warungnya.
Menurut Uni Ana, nasi Kapau memang memiliki ciri khas tersendiri, dibanding dengan masakan Minang lain. Perbedaan itu, dapat disebutkan antara lain:
Satu, gulai pada nasi Kapau lebih kental di banding dengan masakan Minang lain. Istilah uni Ana bumbu nasi Kapau lebih berani di banding dengan masakan Minang lain. Itulah sebabnya, harga jual pada nasi Kapau berbeda dengan nasi Padang lainnya. “labiah maha saketek” begitu kata Uni Ana.
Dua, Jika pada masakan Padang lain, gulai hanya satu jenis saja, seperti gulai nangka saja atau gulai panjang saja. Maka pada masakan nasi Kapau, gulai itu di campur jadi satu yang terdiri dari nangka, rebung, kol dan kacang panjang. Khusus untuk kol, maka kol yang terbaik untuk nasi Kapau adalah kol dari padang panjang atau kol dari Kapau sendiri.
Tiga, Jika di Bukittinggi terkenal dengan bebek samba hijua, maka khas warung nasi Kapau adalah Rendang bebek. Rendang bebek ini, di masak hingga kering, sehingga warnanya mendekati hitam. Tapi, warna hitam bukan berarti “gosong” demikian uni Ana. Memang, setelah saya rasakan rendang bebek Kapau, saya merasa tak memiliki cukup kata untuk menggambarkan sensasi rasa yang dihadirkan rendang bebek Kapau.
[caption caption="Nasi Kapau di Pasar Kapau (dok.Pribadi)"]
Empat, para pembeli nasi Kapau, umumnya adalah para pembeli fanatik. Artinya, pembeli nasi Kapau, tahu track rekor dimana dia belanja. Siapa ayahnya, kakeknya dan sebagainya. Artinya, penjual nasi Kapau di kampung Kapau adalah usaha yang sudah dilakukan secara turun temurun, sehingga sangat sulit bagi penjual pemula untuk memulai usaha nasi Kapau di kampung Kapau. Mungkin, inilah jawaban dari pertanyaan saya mengapa dari daerah “Kampung” ini, banyak warganya yang membuka nasi Kapau di perantauan. Sebabnya jelas, dagangan mereka akan sepi pembeli, jika membuka nasi Kapau di Kampung sendiri. Kemungkinan untuk maju malah terbuka luas di perantauan.
Tengah kami berbincang-bincang itu, masuklah ibu-ibu yang akan makan di warung Kapau uni Ana, dari cara mereka bertegur sapa, terlihat mereka sudah akrab. Mungkin saja mereka ini pelanggan tetap uni Ana, yang orang tua mereka juga dulu, pelanggan tetap orang tua uni Ana.
Untuk tidak mengganggu acara mereka, saya pun mohon diri.