Mohon tunggu...
Isyna AinimMahya
Isyna AinimMahya Mohon Tunggu... Lainnya - Because Allah .. About The Story Of My Life

Anglaras ilineng Banyu kali ananging ora keli

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terkadang Ucapan Sepele yang Kita Lontarkan akan Mematahkan Kreativitas Anak

3 April 2022   21:08 Diperbarui: 3 April 2022   21:15 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut NACCCE (National Advisory Committee on Creative and Cultural Education), kreativitas adalah aktivitas imaginatif yang menghasilkan hasil yang baru dan bernilai (Craft, 2005).

Menurut Guilford ( dalam Munandar, 2009 ) telah menuturkan akan ciri-ciri dari aptitude dan non-uptitude. Sebelum melangkah, pengertian dari ciri-ciri uptitude adalah sebuah ciri-ciri yang berkaitan dengan proses berpikir yaitu :

1. Fluency

Sebuah kelancaran atau kesigapan yang diguanakan untuk menghasilkan berbagai gagasan yang banyak dan cepat. Hal ini (kelancaran berpikir) yang diharuskan adalah sebuah kuantitas bukan kualitas.

2. Flexibility

Sebuah kepiawaian dalam menggunakan berbagai macam cara untuk menyelesaikan masalah, kompetensi untuk menghasilkan sejumlah ide, petanyaan-pertanyaaan atau jawaban-jawaban yang beragam, mampu melihat suatu problem dari sudut pandang yang berbeda, mencari opsi atau arah lain, dan dapat menggunakan berbagai macam cara pendekatan atau pemikiran.

3. Originality

Yaitu keterampilan untuk menciptakan gagasan asli, menarik dan unik.

4. Elaborasi.

Keterampilan seseorang dalam menjalankan sebuah hal rinci dari suatu objek, situasi atau gagasan untuk menjadi lebih menarik.

Kemudian ciri-ciri dari non-uptitude lebih bertautan akan sikap atau perasaan, dorongan serta motivasi dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu. Menurut (Desmia, 2010) ciri-ciri Kreativitas sebagai berikut :

a. Mempunyai inisiatif

b. Selalu ingin tahu banyak hal

c. Memiliki daya imajinasi yang kuat

d. Memilliki kebebasan dalam berpikir

e. Penuh semangat

f. Memiliki rasa Humor

g. Memiliki rasa percaya diri yang kuat

h. Suka mencari berbagai pengalaman baru

i. Menyukai sebuah tantangan

j. Memiliki minat luas

k. Berwawasan luas dan berani mengambil risiko

Ketika anak terutama anak usia dini memiliki rasa takut untuk berpikir akan hal-hal baru maka ia tidak akan mampu untuk menghasilkan sebuah perilaku kreatif. Bahkan kurangnya apresiasi, serta dorongan dari orang tua, guru dal lingkungan bisa menjadi penghambat perilaku kreatif anak.

Pentingkah Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini ?

Menurut Munandar, ada empat hal yang harus dilakukan dalam perkembangan kreativitas anak usia dini, yaitu :

1. Ini adalah kebutuhan pokok manusia salah satunya yakni dengan berkreasi, dengan begitu anak mampu untuk mewujudkan dirinya.

2. Cara-cara baru untuk mampu menyelesaikan berbagai masalah yaitu dengan sebuah kretaifitas atau berpikir kreatif (Mencari masalah untuk diselesaikan).

3. Menyibukkan diri secara kreatif, meskipun terlihat tidak berguna, tapi harus memberikan kepuasaan terhadap diri sendiri. Contoh jelasnya sering dilakukan oleh anak-anak seperti menyusun puzzle, mereka tidak bosan berulang kali menyusun puzzle tersebut, bahkan sering kali lupa terhadap sekitarnya.

4. Dengan kreatifitas mampu meningkatkan kualitas serta taraf hidup bagi manusia. Karenanya, mampu mendorong individu untuk membuat ide-ide, penemuan dan bahkan teknologi baru yang mampu menignkatkan kesejahteraan masayarakat.

Perbandingan antara Bermain dan Kreatvitas Anak Usia Dini

Keterampilan yang menghasilkan pemikiran-pemikiran asli, jarang ditemukan, dan fleksibel dalam merespon, mengembangkan pikiran serta aktivitas (Abdurrahman, 2005). Kreativitas anak usia dini bisa terlihat jelas saat ia bermain, bagaimana ia membuat sebuah karya, mengungkapkan sebuah ide, ataupun khayalan spontanitas dengan alat mainnya.

Sedangkan bermain yang sering kita sebut dalam bahasa Jawa dengan Istilah "Dolanan", dimana itu adalah hal yang sangat menyenangkan, tanpa memikul beban dan tidak terpaksa kita melakukannya. Menurut orang yang mungkin kurang faham akan pendidikan, mereka hanya mengira bahwa bermain adalah hal yang membuat kita bodoh, lupa waktu dan tidak berbakti. Padahal bukan seperti itu, bermain mampu membantu anak untuk mengembangkan aspek perkembangan, biar tidak lupa waktu maka inilah tugas orang tua untuk terus mendampingi, mengarahkan dan membimbing anaknya.

Hal positif yang bisa di dapat melalui bermain dengan sebaya adalah dimana anak mampu mengeksplor lingkungannya ketika bermain, dapat melepas semua emosi negatif pada diri, serta juga mampu memberikan rasa aman secara psikologis pada anak.

Anak tumbuh dan mengembangkan kreativitas Ketika ia merasa bebas (mengeksplor), nyaman, aman. Contoh bentuk permainan yang mampu mengembangkan kreativitasnya antara lain mendongeng, bermain alat musik sederhana, menggambar, playdough, permainan balok, tulisan tempel, dan menari atau berolahraga.

Usaha pendidik, orang tua, pembimbing dalam mengembangkan kreativitas anak diantaranya:

a. Berupaya mampu memahami pikiran dan perasaan anak

b. Mampu membuat rasa aman dan nyaman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya

c. Berupaya memotivasi anak untuk mengutarakan pendapat-pendapat tanpa menemui hambatan, serta menghargai pendapatnya

d. Seyogyanya lebih memfokuskan pada proses dari pada hasil, maka dari itu ia akan mampu menghargai permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika perkembangan dirinya

e. Tidak boleh memaksakan kehendak (pendapat), orang tua tidak boleh menyuruh anak untuk melakukan semua keinginan orang tua

f. Berupaya mengeksplorasi hal-hal positif yang dimiliki anak bukan sebaliknya mencari kelemahan anak

g. Mempersiapakan lingkungan yang layak untuk anak dalam menjelajah dan bermainan tanpa harus terkekang.

Kesimpulan : Bahwa kreativitas sangat perlu untuk di Kembangkan karena itu sangat berpengaruh untuk tumbuh kembang seseorang, terutama untuk anak usia dini. Harus kita terapkan sedini mungkin kepadanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun