Mohon tunggu...
Issyaroh Kudo
Issyaroh Kudo Mohon Tunggu... Guru - guru SD

Hanya ingin menulis terutama ketika muncul ide

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasar Kembang dan Era Pandemi

11 Mei 2021   05:06 Diperbarui: 11 Mei 2021   05:13 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pasar kembang di sini bukan nama sebuah tempat wisata di daerah yogyakarta lho ya

Jadi, pasar tempat berjualan kembang? ya, dan tidak juga. kok begitu?


Pasar kembang di sini adalah sebutan untuk tradisi berjual beli pada H-2 dan H-1 lebaran, baik idul fitri maupun idul adha. H-2 disebut pasar cilik, dan H-1 disebut pasar gedhe. Tradisi ini berlaku umumnya di wilayah Jawa Tengah. Saya belum menemukan sejarah awalnya pasar kembang, tapi menurut orang tua-tua, pasar kembang sudah ada sejak mereka kecil. Sampai kinipun tradisi ini masih lestari.


Pada awalnya, pasar kembang ini benar-benar didominasi oleh kembang sebagai barang dagangannya. Para pedagang dadakan berdatangan dari desa-desa menjual kembang yang lazim digunakan untuk nyekar (tabur bunga di makam) sebelum lebaran. Di Kota Semarang sendiri tradisi nyekar di makam lazim dilakukan setelah salat ied.


Namun saat ini, bukan kembang yang mendominasi, melainkan berbagai keperluan lebaran. mulai dari janur yang masih ada tangkainya, sudah jadi selongsong ketupat, bahkan ketupat matang. Daun pisang buat lontong, ayam dan teman-temannya, baju lebaran, kue-kue lebaran, petasan, kembang api, dan lain sebagainya


Pasar kembang ini bisa dilakukan di pasar manapun. sudah terbayang bukan betapa ramainya suasana di pasar kembang ini? Pedagang dan pembeli tumpah ruah, berdesakan, saling sikut untuk mencari jalan. suara orang-orang melakukan transaksi tak kan terdengar jika tidak diucapkan dengan suara sopran sekian oktaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun