Mohon tunggu...
Isyfi Nuraini
Isyfi Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nomophobia pada Mahasiswa di Era New Normal

2 Oktober 2022   21:11 Diperbarui: 2 Oktober 2022   21:20 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ISYFI NURAINI

2202612

Saat ini, teknologi semakin berkembang pesat dengan banyaknya perangkatperangkat berteknologi tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu teknologi yang sedang berkembang pesat di Indonesia adalah smartphone. Indonesia menjadi Negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika (Wahyudi, 2015). Individu memilih menggunakan perangkat smartphone untuk mengakses berbagai kebutuhan dibanding perangkat lain seperti komputer dan tablet (Setyanti, 2015). 

Di tengah perkembangan teknologi smartphone yang semakin pesat dalam mendukung dan menunjang segala aspek kebutuhan manusia, tanpa disadari membuat para pelajar khususnya mahasiswa menjadi cemas ketika berada jauh dari smartphone mereka, gejala itulah yang disebut dengan nomophobia. 

Nomophobia (no mobile phone phobia) adalah ketakutan dan kecemasan yang berlebihan ketika seseorang berada jauh dari ponsel atau gadgetnya. Orang yang menderita nomophobia disebut nomophobian. Seorang Nomophobian tidak bisa lepas dari gadget, terutama smartphone mereka kapan saja dan di mana saja. 

Di masa new normal seperti sekarang ini peningkatan intensitas dan penggunaan smartphone semakin tinggi, oleh karena itu tingkat pengidap nomophobia pun terus meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran nomophobia pada mahasiswa di era new normal. 

Sejak pandemi Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk menekan penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. PSBB berakibat pada pola hidup masyarakat yang berubah, masyarakat harus tinggal dirumah mereka untuk memutus rantai penyebaran virus corona. 

Penerapan kebijakan ini berdampak pada seluruh sektor kehidupan, tak terkecuali sektor pendidikan. Karena adanya PSBB sistem pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan di dalam kelas berubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem daring atau secara online yang menyebabkan berkurangnya interaksi sosial langsung. 

Demi menunjang penerapan PJJ, WFH, dan skema lainnya di era new normal, penggunaan smartphone dan gadget lainnya meningkat pesat (Ratna, dkk,. 2020). APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) mengatakan bahwa pada tahun 2018 pengguna internet mencapai 64.8%, mengalami kenaikan pada akhir tahun 2020 sebanyak 73.3% (APJII, 2020). 

Disamping banyaknya kemudahan yang dirasakan para mahasiswa selama menggunakan smartphone sebagai media utama pembelajaran online, smartphone juga memberikan dampak negatif seperti kecanduan yang dikenal sebagai nomophobia. Nomophobia merupakan sebutan lain dari "No Mobile Phone Phobia" yang memiliki arti rasa takut berada diluar kontak ponsel yang mengacu pada ketidaknyamanan, kegelisahan, gugup atau kesedihan yang disebabkan karena tidak terhubung dengan smartphone. (Pavirtha,Madhukumar & Murthy, 2015). 

Gejala tersebut mereda ketika mereka kembali menggenggam smartphone. Tidak jarang pula para pengidap nomophobia dengan mudah menyulut marah apabila dilarang menggunakan ponsel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun