Mohon tunggu...
Ismail Wekke
Ismail Wekke Mohon Tunggu... Dosen - Warga Kota Sorong, Papua Barat

Membaca dengan bertualang untuk belajar mencintai Indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kuliah di Malaysia: Beasiswa Research Assistant

17 September 2012   11:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:20 2837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan fokus untuk mengupgrade universitas-universitas Malaysia, maka Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia meluncurkan program APEX (Academic Program for Excellence). Dengan menunjuk lima perguruan tinggi utama untuk menjadi universitas riset. Antara lain: Universiti Sains Malaysia (USM) di Pinang, Universiti Malaya (UM) di Kuala Lumpur, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) di Bangi, Universiti Putra Malaysia (UPM) di Serdang dan Universiti Utara Malaysia (UUM) di Kedah. UKM dan UM memiliki rangking yang lebih tinggi dibandingkan dengan semua universitas yang ada di Indonesia dalam peringkat yang dikeluarkan THES. Untuk itu, dengan memilih universitas-universitas tersebut akan memberikan keuntungan dalam menggeluti penelitian. Di samping dukungan jurnal internasional yang bisa diakses selama 24 hanya dengan berbekal nomor induk mahasiswa, dimanapun. Bahkan ketika kembali ke Indonesia selama berstatus mahasiswa.

Jika mendapatkan beasiswa melalui jalur umum sudah sesak, penuh dan sukar. Maka salah satu alternatif yang bisa dilalui adalah dengan menjadi Research Assistant (RA). Kewenangan pemberian beasiswa ini menjadi otoritas professor yang menangani penelitian. Sehingga dengan dana penelitian yang didapatkan sang professor, kita bisa mendapatkan gaji bulanan.

Tugas utama kita sebagai RA adalah dengan membantu professor dalam pengumpulan data. Termasuk mengelola kantor penelitian yang dipimpin professor. Untuk dana bulanan disesuaikan dengan tingkat pendidikan. Sebagai gambaran RA dengan kualifikasi S1 mendapatkan sekitar RM 1400 , dengan kurs Rp. 3,000 maka setara dengan Rp. 4,200,000. Sementara bagi yang menyelsaikan kuliah S3, dana bulanan mencapai RM 2,000. Bukan uang yang besar, tetapi dengan kondisi Malaysia, apalagi kalau tinggal di sekitar daerah kampus. Uang sebesar itu mencukupi dengan standar pola hidup mahasiswa. Sesekali makan di rumah makan, plesiran di Kuala Lumpur.

Sambil merampungkan studi S2/S3, maka kita akan terbantu dengan akses data-data penelitian. Akan lebih bagus lagi kalau tesis yang kita tulis berkenaan dengan penelitian professor tersebut. Sehingga pada tahap akhir, kita akan mendapatkan kesempatan memperoleh bantuan penelitian. Bagi yang menekuni ilmu eksakta, ini berarti dukungan laboratorium yang memadai. Dimana keperluan alat-alat dan kelengkapan laboratorium disediakan dari dana penelitian.

Kewajiban sebagai RA adalah membantu professor dalam publikasi ilmiah. Walaupun ini akan berat, tetapi kita akan mendapatkan keuntungan dengan tercantumkan nama kita sebagai anggota dalam publikasi makalah tersebut. Sejak 2009, perguruan tinggi Malaysia hanya membolehkan dosennya melakukan publikasi di jurnal yang terindeks Scopus. Bahkan sejak 2010 ditingkatkan menjadi indeks ISI dan Thomson. Bagi yang menekuni dunia akademik, suatu makalah yang diindeks Scopus, ISI dan Thomson membuktikan kepakaran kita dalaam bidang ilmu berkenaan.

Terakhir, tips untuk mendapatkan beasiswa ini adalah dengan banyak menghadiri seminar internasional. Dimana kesempatan untuk bertemu dengan professor. Cara kedua, melakukan pendataan tentang penelitian-penelitian yang lagi trend di Malaysia melalui pameran pendidikan yang diselenggarakan kampus dan kedutaan Besar Malaysia secara berkala. Ketiga, dengan mengontak atase pendidikan kedutaan Malaysia untuk mennayakan informasi penelitian dosen-dosen yang lagi dijalankan tahun yang akan datang. Biasanya atase pendidikan kedutaan Malaysia berasal dari kampus-kampus yang diberi label universitas riset.  Terakhir, memantau Scopus, ISI dan Thomson untuk mendapatkan makalah dosen-dosen yang sudah dipublikasi. Melalui makalah tersebut, kita bisa mendapatkan email sekaligus menyatakan ketertarikan kita dengan penelitian professor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun