Mohon tunggu...
Ismail Wekke
Ismail Wekke Mohon Tunggu... Dosen - Warga Kota Sorong, Papua Barat

Membaca dengan bertualang untuk belajar mencintai Indonesia...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Chelsea dan Musabaqah Tilawatil Quran

11 April 2014   00:02 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:49 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada hubungan antara kesebelasan Chelsea yang bermarkas di London dengan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). Hanya saja saya menggunakan kegiatan MTQ dengan menggandengkan Chelsea karena saat tahun pelaksanaan MTQ yang berada di tahun genap, Chelsea selalu memberikan kejutan di perhelatan Liga Champion.

Sebagaimana dua tahun lalu ketika MTQ tingkat Provinsi Papua Barat dilaksanakan di Kaimana. Waktu itu Chelsea baru saja merayakan kemenangan untuk melangkah ke final setelah mengalahkan Barcelona. Sekarang ini, persiapan MTQ sudah dilaksanakan. Akan berlangsung di Raja Ampat. Chelsea baru saja menuntaskan laga berhadapan dengan Paris Saint German (PSG), kemenangan 2 gol atas PSG cukup untuk mengantarkan pasukan Mourinho ke semifinal. Sebelumnya kalah dengan selisih 2 gol juga.

Sebuah momentum yang juga tidak kalah menariknya bagi saya secara individu, saat Chelsea menjuarai Liga UEFA 2013, saat kami bersama istri berada di rumah sakit bersalin, menantikan kelahiran putri kami yang kedua. Sehingga dalam suasana menunggu proses kelahiran, kami kemudian ditemani dengan tontonan final piala UEFA itu dan diberi bonus kemenangan Chelsea. Tentu sangat subyektif, tetapi ini menjadi bagian cerita yang mewarnai kehidupan. Sekaligus sebuah ingatan yang menjembatani “sandiwara” kehidupan.

Sudah sejak dua tahun lalu saya tidak punya televisi. Walaupun televisi itu adalah warisan belaka dari teman rumah yang pulang ke Makassar. Sehingga tidak mendapatkan informasi kecuali dari portal web ataupun berita di media cetak. Sekadar mampir di ruang tengah kantor untuk menonton berita. Itupun hanya sejenak saja. Sehingga obrolan ringan di kala sementara makan siang di kantin atau dengan kolega di ruang jurusan yang memberikan beberapa informasi mutakhir. Berkomentar ataupun berbincang ringan menjadi kebiasaan kawan-kawan untuk menyegarkan kembali suasana kampus.

Salah satu obrolan hangat dan ramai tadi siang (10/4) adalah soal Liga Champion. Kekalahan Barcelona dan juga kemenangan Chelsea menjadi topik pembicaraan. Sejak Mourinho menukangi Chelsea pertama kalinya, kesebelasan ini menarik minat saya. Walau tidak terampil memainkan bola, tetap saja mengikuti pemberitaan mengenai sepak bola Liga Inggris dan Liga Eropa lainnya menjadi selingan berita.

Ketika Chelsea dikalahkan PSG dengan skor 1-3, maka kawan-kawan berkomentar betapa sulitnya Chelsea menapaki babak selanjutnya. Komentar saya “kemenangan 2-0 di kandang, akan membawa Chelsea menjejakkan kaki di semifinal”. Kalimat saya ternyata terwujud. Dengan dua gol yang bersarang di gawang PSG sudah membuat kesebelasan asal Paris itu harus berhenti di babak perempat final. Mereka tidak menyarangkan gol sama sekali sehingga dengan agregat 3-3 menjadi keunggulan Chelsea karena membuahkan sebuah gol di kandang PSG.

Musabaqah Tilawatil Quran menjadi variabel Chelsea ini karena dengan aktivitas ini, maka sesudah shalat shubuh harus segera beraktivitas. Sebelum memulai aktivitas itulah, kesempatan untuk menonton tayangan langsung. Berada di Papua, siaran Liga Champion merupakan anugerah tersendiri. Tidak perlu bangun terlalu awal dan juga masih berlanjut tayangan selepas shalat shubuh.

Sementara kalau ada perpanjangan waktu, masih cukup untuk menyelesaikan tayangan itu sebelum masuk kampus. Inilah yang saya sebut sebagai variabel MTQ. Sehingga menjadi penting untuk menggandengkannya dengan Chelsea. Dengan aktivitas MTQ ada kesempatan untuk turut menonton tayangan sepak bola.

Kemenangan Chelsea ini sesungguhnya merupakan bagian dari taktik yang dimainkan oleh Mourinho. Bekerja dengan arah yang sudah ditegaskan sebelumnya. Sehingga pemain harus bekerja sama mencapai target yang sudah ditetapkan. Bahkan ketertinggalan 2 gol sebelumnya tidak menjadi penghalang baginya untuk tetap mempertahankan kelangsungan partisipasi di Liga Champion 2014.

Komentar saya yang lain, “Liga Champion memerlukan sejarah”. Artinya PSG perlu menorehkans ejarah baru, agar selanjutnya dapat menempuh sejarah itu lagi. Syeikh yang menginvestasikan dana di PSG baru saja beberapa tahun. Sementara taipan Rusia di Chelsea perlu waktu lebih dari dasawarsa. Sehingga sekarang ini PSG cukup mengulang sejarah di Liga Champion dari tahun ke tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun