Mohon tunggu...
Iswara Rusniady
Iswara Rusniady Mohon Tunggu... Human Resources - Pustakawan

sekedar mencoba berbagi...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Alternatif Menyembuhkan dan Mencegah Penyakit dengan Buku

23 Agustus 2019   10:16 Diperbarui: 23 Agustus 2019   10:50 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar.

Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, Pemerintah yang dipimpin Jakowi berupaya terus meningkatkan berbagai sarana kesehatan masyarakat, agar masyarakat Indonesia benar-benar terjamin dan meningkat kesehatannya, maka tak heran bila Pemerintah Indonesia dibawah Presiden Jakowi mengeluarkan program "Kartu Indonesia Sehat" Hal tersebut melihat kenyataan yang terjadi di masyarakat, banyak masyarakat yang sering mengeluh karena kesulitan  mendapatkan pelayanan kesehatan yang  murah dan gratis. 

Pembiayaan kesehatan yang murah dan gratis inilah yang jadi keluhan warga masyarakat, karena seringkali kalau pembiayaan kurang tidak mendapat pelayanan kesehatan yang baik. 

Karena umumnya  Rumah sakit hanya mau menerima pasien yang mampu dari segi keuangan, kalau masyarakat yang tidak mampu seringkali terabaikan untuk mendapatkan fasilitas perawatan di Rumah Sakit. 

Padahal masalah kesehatan adalah hak setiap warga Negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Kartu Indonesia sehat, yang dikeluarkan pemerintah Jakowi, diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat. 

Disamping itu Pemerintah mengeluarkan kebijakan BPJS, supaya setiap anggota masyarakat mempunyai kartu BPJS untuk mendapat pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau, namun kebijakan inipun rupanya tak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. 

Banyak rumah sakit kewalahan menerima pasien yang terus membludak, daya tampung rumah sakit sangat terbatas, maka tak heran bila rumah sakit banyak yang menempuh kebijaksanaan hanya menerima pasien yang mempunyai "Kartu Indonesia sehat" dan kartu BPJS Kesehatan dengan jumlah sedikit.

Hal ini memang dapat dimaklumi, apalagi Rumah sakit swasta, kalau semua ingin mendapatkan fasilitas kesehatan murah dan gratis, sangat sulit diwujudkan. 

Karena Rumah sakit swasta mungkin lebih berorientasi ke "bisnis rumah sakit", tapi nampaknya Rumah sakit pemerintahpun nampaknya, tak bisa berbuat banyak kalau menghadapi pasien yang terus membludak, walau disisi lain, tugas Rumah sakit Pemerintah, yang lebih menonjolkan sosialnya, harus dapat menyediakan fasilitas layanan kesehatan murah dan gratis. Tapi karena pembiayaan dan perawatan serta obat-obatan  yang terus merangkak naik, tak bisa memenuhi semuanya. 

Usaha perawatan kesehatan dan penyembuhan penyakit, bukan saja tugas departemen kesehatan saja, tetapi sebenarnya merupakan tugas kita bersama, tugas seluruh masyarakat dan lingkungannya. 

Selain itu penyediaan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat,perlu difikirkan dan dicarikan berbagai alternative lainnya, agar upaya realisasi program kesehatan masyarakat dapat terpecahkan atau paling tidak mengurangi resiko terus melonjaknya masyarakat yang sakit. 

Upaya penanggulangan terhadap berbagai gejala penyakit yang timbul di masyarkat,  diperlukan penyuluhan kesehatan masyarakat,  berbagai penyakit yang timbul dalam masyarakat, akibat pengaruh lingkungan yang kotor akan menimbulkan berbagai penyakit, seperti pernah terjadi di beberapa kota beberapa tahun yang lalu, penyakit muntaber menyerang warga, sehingga menimbulkan korban jiwa. 

Begitu juga penyakit demam berdarah, yang telah banyak menelan korban jiwa.Ini merupakan pengaruh lingkungan yang kotor dan upaya pencegahan yang kurang.

Hal ini barangkali hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak kasus kesehatan masyarakat. Hal ini barangkali perlu dicarikan solusi agar peristiwa seperti itu tidak terulang lagi di masa mendatang. 

Disamping itu penyakit emosi atau mental akibat persaingan hidup yang ketat yang pada akhirnya menyebabkan tekanan mental yang kuat (stress). Penyakit yang satu inipun perlu dicarikan upaya penyembuhan secara cepat.

Kebetulan penulis hanya berprofesi di bidang perpustakaan, hanya sedikit menawarkan atau menyumbangkan pemikiran awal, mengenai permasalahan seperti dijelaskan di awal tadi, yaitu bagaimana upaya menanggulangi atau mengurangi gangguan kesehatan masyarakat. 

Suatu idea atau gagasan sederhana yang dapat penulis sumbangkan yaitu lewat salah satu  sarana yang dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit,mengurangi resiko menyebarnya suatu penyakit atau juga upaya pengobatan sederhana yaitu melalui perpustakaan. 

Mungkin aneh ditelinga kita, bila mendengar perpustakaan dapat dijadikan tempat untuk mencegah berbagai penyakit atau pengobatan penyakit. Pasti anda bertanya, mana mungkin perpustakaan dapat digunakan untuk mencegah atau mengobati penyakit. 

Apakah mungkin pencegahan atau penyembuhan penyakit dengan buku? Bagaimana dan buku yang bagaimana yang bisa digunakan sebagai alat untuk pencegahan atau penyembuhan penyakit itu? Untuk menjawab pertanyaan itu penulis memberikan alternatif berikut ini.

Peran Perpustakaan.


Perpustakaan seperti sudah kita ketahui bersama  bahwa Perpustakaan adalah suatu tempat disimpannya berbagai buku, berbagai surat kabar, majalah, jurnal  dan berbagai koleksi non cetak lainnya seperti bahan audio visual dan koleksi digital. 

Kesemua itu merupakan kumpulan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibukukan atau ditransfer dalam bentuk bahan karya cetak dan karya rekam, yang disusun dan diatur menurut system perpustakaan, yang dikelola oleh para pegawai yang mempunyai latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan (baca: Pustakawan). 

Disamping itu perpustakaan merupakan suatu unit atau organisasi yang dapat memberikan fasilitas untuk berbagai macam tujuan. Karena itulah sejak masa pemerintahan Orde Baru sampai masa sekarang era pemerintaan Jakowi, Perpustakaan telah berdiri diberbagai daerah, di tiap provinsi dan kabupaten/kota telah berdiri perpustakaan umum daerahnya, begitu juga di setiap padesaan, walau sederhana telah ada yang namanya perpustakaan desa dan perpustakaan kelurahan. 

Begitu juga di tiap sekolah, perguruan tinggi ataupun lembaga pemerintah ataupun sektor perusahaan swasta telah ada perpustakaannya. Tetapi sekarang masalahnya apa semua perpustakaan tersebut apa sudah memenuhi kebutuhan para pemakainya atau tidak? 

Apakah perpustakaan yang ada tersebut sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, misalnya untuk memecahkan berbagai persoalan yang timbul dalam masyarakat, termasuk diantaranya upaya penanggulangan penyakit di masyarkat. Apa perpustakaan itu telah menyesuaikan diri dengan kemajuan iptek seperti sekarang ini yang serba digital?

Walau kita ketahui bersama, berbagai jenis perpustakaan yang penulis coba sebutkan di atas, mempunyai fungsi dan perannya masing-masing, tergantung kepada unit/organisasi mana ia berkedudukan, tetapi yang utama adalah untuk memenuhi kebutuhan para pemakainya. 

Berbagai jenis perpustakaan tersebut diantaranya berfungsi sebagai pusat edukatif, informative, rekreatif, riset dan inspiratif. Bahkan untuk perpustakaan di Rumah Sakit atau dibagian perawatan kesehatan masyarakat (Puskesmas) dapat menjadi pusat informasi kesehatan masyarakat, bahkan dapat juga difungsikan sebagai pusat terapi kesehatan masyarakat. Sekarang masalahnya apakah mungkin penyembuhan atau pengobatan penyakit dengan buku.?


Kalau kita melihat literature terutama dibidang kedokteran atau dibidang ilmu perpustakaan, dikenal istilah apa yang disebut "biblioterapi". Biblioterapi yaitu pemakaian buku dan bahan pustaka lain untuk usaha penyembuhan orang sakit. Disamping itu, biblioterapi dapat pula diartikan sebagai usaha pencegahan terhadap penyakit. 

Hal ini merupakan usaha yang dilakukan pustakawan untuk memilih buku-buku yang direncanakan khusus untuk terapi, baik terapi penyakit fisik maupun psikis. Biasanya diawasi dan dibimbing oleh dokter. Sebenarnya biblioterapi bukan hal baru dalam pengobatan/penyembuhan penyakit,  sudah ada dan sudah dikenal pada pertengahan abad ke 13, di Rumah Sakit Al-Mansur yang didirikan di Mesir. 

Telah lama memperaktekan penyembuhan penyakit dengan buku. Caranya, para alim ulma disana mengobati penyakit dengan membacakan ayat suci Al-Qur'an siang dan malam. Berkat keyakinan dan kesungguhan hati serta menyerahkan sepenuhnya ke pada Tuhan Yang Maha Esa, di antara pasiennya banyak yang sembuh.

Kemudian abad ke 18 dan 19, biblioterapi mulai dipraktekan secara ekstensif di Inggris, Prancis, Jerman dan Skotlandia. Dokter bersama Pustakawannya memberikan resep bacaan yang dianggap mencukupi dan efektif untuk penyembuhan penyakit pasiennya. 

Disini dokter memberikan resep bacaan dan pustakawan memberikan bacaannya. Karena itulah rumah sakit disana mulai banyak yang mendirikan perpustakaan untuk menunjang programnya. 

Dokter Amerika terkenal Bunyamin Rush yang pertama memberikan rekomendasi bacaan bagi yang sakit jiwa/mental, juga memberikan resep bacaan secara teratur dan efektif sampai sembuh penyakit pasiennya. 

Malah, Robert Burton's dalam buku "Anatomy of Melancholy" melukiskan bahwa biblioterapi merupakan sebuah apotik yang dapat mengobati berbagai penyakit pada tubuh.


Untuk di Indonesia sendiri Biblioterapi belum banyak dikenal masyarakat. Apalagi memang rumah sakit di Indonesia umumnya belum memiliki perpustakaan yang menghususkan diri sebagai tempat untuk terapi. Kalaupun ada hanya untuk keperluan para dokter atau tenaga medis. 

Meskipun demikian, para pasien atau masyarakat pada umumnya, dapat memanfaatkan perpustakaan umum sebagai sarana untuk lebih banyak tahu tentang usaha penyembuhan penyakit atau paling tidak untuk pencegahan penyakit.


Buku untuk penyembuhan penyakit.
Upaya penyembuhan penyakit melalui buku lebih ditujukan untuk pemahaman dan pemberian informasi. Kenapa ia biasa sakit demikian dan bagaimana mengatasinya. Misalnya bila ada seseorang mengalami penyakit muntaber, si pasien selain memeriksakan diri ke dokter, dia bisa membaca buku mengenai penyakiat muntaber dan cara penyembuhannya. 

Selain itu, dia akan paham akan segala kesalahan akibat penggunaan air yang kotor atau akan lebih mengerti tentang kesehatan lingkungan tempat tinggalnya. Demikian juga bila ada seseorang mengalami tekanan mental dan stress. 

Dia tentu perlu mengistirahatkan fikiran dari kekalutan yang dihadipnya dengan membaca buku yang bersifat rekreatif/humor, akan dapat membantu menyegarkan fikirannya. 

Disamping itu, bias juga dengan membaca Al-Qur'an dan membaca buku do'a-do'a untuk penyembuhan penyakit. Dengan bekal kesakinan, kesabaran dan kesungguhan hati serta terus menerus tawakal kepada Allah SWT, Insya Allah penyakit akan hilang. 

Buku-buku untuk terapi penyakit tersebut diantaranya; buku pedoman pengobatan, buku pengobatan tradisional, buku pedoman akupuntur, buku pengenalan berbagai penyakit akibat pengaruh lingkungan, buku kumpulan doa penangkal stress, buku dan majalah kesehatan. 

Dengan buku tersebut merupakan suatu langkah dalam usaha pencegahan penyakit sakaligus dapat menyembuhkan berbagai penyakit pada tubuh. Karena itulah perpustakaan sebagai salah satu sarana untuk pencegahan atau penyembuhan penyakit sangat besar manfaatnya.

 Berdasarkan uraian dan pemikiran yang penulis ungkap diatas, semoga berguna dan bermanfaat bagi usaha pencegahan dan pemulihan penyakit, dan berguna sebagai informasi dasar (sumber referensi) sebelum anda pergi ke dokter atau ke rumah sakit. 

Demikian diantara peran dan manfaat perpustakaan sebagai penunjang program pemerintah dibidang kesehatan, terutama dalam usaha penyembuhan ataupun pemulihan kesehatan masyarakat sangat penting. 

Karena itu kehadiran perpustakaan disetiap rumah, disetiap pemukiman, disetiap lingkungan masyarakat (kelurahan/desa/kabupaten) termasuk di Puskesmas menjadi bahan pemikiran dari para pengambil kebijakan di daerah/para pejabat didaerah, pemerhati pendidikan, tokoh masyarakat, maupun pihak CSR (perusahaan swasta) termasuk para pejabat disetiap instansi pemerintah, untuk menghadirkan perpustakaan dan taman bacaan. Karena manfaat perpustakaan dan taman bacaan sangat besar selain untuk mencegah penyakit dan pemulihan penyakit tetapi juga untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan rekreasi masyarakat. 

Semoga dengan kehadiran perpustakaan dan taman bacaan disetiap tempat, dapat dijadikan sebagai upaya untuk pembangunan kesehatan masyarakat dan mencerdaskan masyarakat. Dengan masyarakat cerdas dan sehat akan dapat mempercepat menjadikan bangsa kita lebih maju dan mandiri. Amin. ( Penulis, Pustakawan Madya pada Perpustakaan Nasional RI).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun