Disamping itu perpustakaan merupakan suatu unit atau organisasi yang dapat memberikan fasilitas untuk berbagai macam tujuan. Karena itulah sejak masa pemerintahan Orde Baru sampai masa sekarang era pemerintaan Jakowi, Perpustakaan telah berdiri diberbagai daerah, di tiap provinsi dan kabupaten/kota telah berdiri perpustakaan umum daerahnya, begitu juga di setiap padesaan, walau sederhana telah ada yang namanya perpustakaan desa dan perpustakaan kelurahan.Â
Begitu juga di tiap sekolah, perguruan tinggi ataupun lembaga pemerintah ataupun sektor perusahaan swasta telah ada perpustakaannya. Tetapi sekarang masalahnya apa semua perpustakaan tersebut apa sudah memenuhi kebutuhan para pemakainya atau tidak?Â
Apakah perpustakaan yang ada tersebut sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, misalnya untuk memecahkan berbagai persoalan yang timbul dalam masyarakat, termasuk diantaranya upaya penanggulangan penyakit di masyarkat. Apa perpustakaan itu telah menyesuaikan diri dengan kemajuan iptek seperti sekarang ini yang serba digital?
Walau kita ketahui bersama, berbagai jenis perpustakaan yang penulis coba sebutkan di atas, mempunyai fungsi dan perannya masing-masing, tergantung kepada unit/organisasi mana ia berkedudukan, tetapi yang utama adalah untuk memenuhi kebutuhan para pemakainya.Â
Berbagai jenis perpustakaan tersebut diantaranya berfungsi sebagai pusat edukatif, informative, rekreatif, riset dan inspiratif. Bahkan untuk perpustakaan di Rumah Sakit atau dibagian perawatan kesehatan masyarakat (Puskesmas) dapat menjadi pusat informasi kesehatan masyarakat, bahkan dapat juga difungsikan sebagai pusat terapi kesehatan masyarakat. Sekarang masalahnya apakah mungkin penyembuhan atau pengobatan penyakit dengan buku.?
Kalau kita melihat literature terutama dibidang kedokteran atau dibidang ilmu perpustakaan, dikenal istilah apa yang disebut "biblioterapi". Biblioterapi yaitu pemakaian buku dan bahan pustaka lain untuk usaha penyembuhan orang sakit. Disamping itu, biblioterapi dapat pula diartikan sebagai usaha pencegahan terhadap penyakit.Â
Hal ini merupakan usaha yang dilakukan pustakawan untuk memilih buku-buku yang direncanakan khusus untuk terapi, baik terapi penyakit fisik maupun psikis. Biasanya diawasi dan dibimbing oleh dokter. Sebenarnya biblioterapi bukan hal baru dalam pengobatan/penyembuhan penyakit, Â sudah ada dan sudah dikenal pada pertengahan abad ke 13, di Rumah Sakit Al-Mansur yang didirikan di Mesir.Â
Telah lama memperaktekan penyembuhan penyakit dengan buku. Caranya, para alim ulma disana mengobati penyakit dengan membacakan ayat suci Al-Qur'an siang dan malam. Berkat keyakinan dan kesungguhan hati serta menyerahkan sepenuhnya ke pada Tuhan Yang Maha Esa, di antara pasiennya banyak yang sembuh.
Kemudian abad ke 18 dan 19, biblioterapi mulai dipraktekan secara ekstensif di Inggris, Prancis, Jerman dan Skotlandia. Dokter bersama Pustakawannya memberikan resep bacaan yang dianggap mencukupi dan efektif untuk penyembuhan penyakit pasiennya.Â
Disini dokter memberikan resep bacaan dan pustakawan memberikan bacaannya. Karena itulah rumah sakit disana mulai banyak yang mendirikan perpustakaan untuk menunjang programnya.Â
Dokter Amerika terkenal Bunyamin Rush yang pertama memberikan rekomendasi bacaan bagi yang sakit jiwa/mental, juga memberikan resep bacaan secara teratur dan efektif sampai sembuh penyakit pasiennya.Â