Mohon tunggu...
Iswanto Junior
Iswanto Junior Mohon Tunggu... profesional -

penikmat kuliner, politik, budaya & misi kemanusiaan @iswanto_1980

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu Damai, Hindari Jual Beli Suara ...

17 Maret 2014   08:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:51 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_315924" align="aligncenter" width="450" caption="sumber gbr pemilihanpresiden2014.blogspot.com"][/caption]

Pemilu 2014 sudah memasuki masa kampanye putaran pertama, kita berharap proses awal pemilu ini bisa berjalan baik dan damai. KPU dan Bawaslu saatnya bekerja keras mensukseskan acara pesta demokrasi terbesar di negara ini. Bukan hanya penyelenggara saja, tetapi juga harapan kepada para peserta pemilu iktu menyukseskan pemilu yang aman, tertib dan damai.

Pemilu dikatakan sukses jika tercipta keamanan dan ketertiban mulai dari kampanye, hari pencoblosan sampai kepada perhitungan surat suara. Sikap siap kalah harus sudah harus disadari secara utuh, kalaupun ada kecurangan di lapangan silahkan laporkan sesuai regulasi dan aturan pemilu yang berlaku. Jika proses demokrasi ini dapat berjalan dengan baik maka Indonesia menjadi negara besar yang sukses menggelar pesta demokrasi.

Pemilu adalah proses pembelajaran politik dan demokrasi, jangan sampai ada jual beli suara didalamnya, bukan lagi saatnya menjalankan politik dagang sapi yang kotor. Potensi kecurangan dalam pemilu kali ini cukup terbuka dan bisa dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah jual beli suara yang bisa saja terjadi antara caleg dan dan KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara). Kasus lain yang kemungkinan terjadi, caleg yang yakin bakal menang menjual kursinya kepada caleg lainnya. Dan yang terakhir adalah adanya kerjasama antara penyelenggara di daerah, KPUD dengan calegnya.

Yang harus mendapat pengawasan super ketat adalah pada saat penghitungan suara, justru tranksaksi jual beli suara berpotensi terjadi di saat itu, kecurangan akan terjadi diantara parpol sendiri ketika seorang caleg tidak mendpaat dukungan yang kuat di TPS tersebut. parpol yang tidak bekerja di basis akan membayar saksi untuk mencuri suara parpol lain dan memanipulasinya.

Sungguh tepat apa yang dilakukan oleh Bawaslu dengan gerakan sejuta relawan. Relawan ini bisa di dudukkan untuk mengawasi kerja para saksi partai politik. Relawan yang terdiri dari pemuda, mahasiswa dan para penggiat pemilu harus benar benar netral bukan partisipan parpol. untuk mengharapkan pemilu yang jujur dan adil maka pengawasan dari tingkat bawah harus diperketat. Karena berdsarkan pemilu pemilu sebelumnya bahwa kebanyakan kecurangan terjadi di tingkat Kecamatan dan desa.

Satu lagi yang harus diawasi adalah jangan sampai panwaslu panwaslu didaerah justru yang bermain mata dengan parpol, karena kemungkinan itu bisa saja terjadi. Karena faktor honor yang kecil dan fasilitas yang tak memadai, bisa saja panwaslu tergoda dan dirayu oleh partai politik.

Untuk itu deklarasi pemilu damai sangatlah penting untuk mencapai kesepakatan diantara sesama peserta pemilu dalam rangka mewujudkan pemilu yang aman dan tertib. Potensi gangguan kamtibmas sangat bisa terjadi dalam pemilu kali ini. Kesadaran berdemokrasi dari semua pihak harus tertanam agar tak ada konflik. Potensi kecurangan bisa diminimalisir dengan pengawasan yang ketat sebagai wujud adari peraturan yang sudah dibuat oleh KPU. Mari kita wujudkan pemilu damai tanpa kekerasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun