Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi bulan bulanan kritik pasca pemilihan legislatif 9 April 2014. Dibalik carut marutnya penyelenggara pemilu legislatif, kita perlu memberi apresiasi lembaga yang digawangi oleh Husni Kamil Manik.
Bapak tiga anak yang dilahir di Medan, 18 juli 1975 ini berhasil menjawab tantangan dengan menyelesaikan tahapan rekapitulasi suara Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 sesuai jadwal yang dtelah ditetapkan Undang Undang, yakni 9 Mei 2014.
Konsistensi dan ketegasannya diuji ketika menerima berbagai kritikan dan keberatan yang disampaikan para saksi peserta pemilu legislatif dalam rapat pleno Rekapitulasi Perolehan Suara Nasional. Husni Kamil Malik berhasil mengakomodir semua protes tanpa harus menabrak dan melanggar aturan demokrasi.
Husni sebenarnya bukan orang baru dalam perhelatan pesta demokrasi. Sebelum menjabat sebagai Ketua KPU 12 April 2012. Beliau sudah pernah menjadi salah satu komisioner KPU Provinsi Sumatera Barata (2008-2012). Sejak mahasiswa, Husni pernah menjadi pemantau Pemilu 1999 dari Forum Rektor Indonesia.
Ke depan, ada momen yang lebih besar lagi, yakni pemilihan presiden (pilpres) yang akan digelar 9 Juli 2014. Belajar dari carut marutnya sistem pemilihan legislatif kemarin, Husni bersama komisoner KPU lainnya dituntut bekerja profeional. Jangan mengulang kesalahan yang sama di pileg. Pertaruhan nama naik KPU ada di tangan Husni Kamil Manik, sebagai ketua KPU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H