Mohon tunggu...
Iswanto Junior
Iswanto Junior Mohon Tunggu... profesional -

penikmat kuliner, politik, budaya & misi kemanusiaan @iswanto_1980

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pilpres Satu Putaran, Hemat 3,9 Triliun

7 Juli 2014   06:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:12 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pic : www.pemilu.com

Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pemilihan presiden (pilpres) yang satu putaran patut diapresiasi dan mendapat sambutan positif, sebab tidak hanya mempercepat terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden baru tetapi juga akan menghemat anggaran pilpres.

Dari hitung-hitungan, akan diperoleh penghematan anggaran yang cukup fantastis, 3,9 triliun. Alokasi anggaran pilpres kita adalah Rp 7,9 triliun, dengan pembagian Rp 4 triliun untuk putaran pertama dan Rp 3,9 triliun untuk putaran kedua. Dengan diputuskannnya pilpres menjadi satu putaran oleh MK maka kita bisa menghemat anggaran sebesar 3,9 triliun.

Secara logika pun, tanpa harus uji konstitusi Pasal 159 ayat (1) seharusnya pelaksanaan pilpres tahun ini cukup dengan satu putaran saja karena pasangan yang akan bertarung hanya ada dua kandidat. Keputusan MK tersebut kembali menguatkan posisi pasal tersebut dalam pilpres kali ini.

Tentu kita berharap dana sebesar 3,9 triliun dapat dipakai dan dikembalikan pada rakyat bukan di bagi bagi lagi dan menjadi ladang korupsi bagi penyelenggara pemilu serta tidak mengulang dosa KPU masa lalu. Bayangkan saja jika dana sisa tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur pro rakyat. Dengan dana sebesar 3,9 triliun, kita bisa membangun 4 rumah sakit rujukan, 10 rumah sakit regional, dan 22 rumah sakit di kabupaten/kota.

Harapan kita adalah pilpres berjalan damai dan lancar, semua pihak mematuhi keputusan MK dan menerima hasil rekapitulasi suara KPU. Pilpres satu putaran juga akan memangkas gerak kepentingan orang orang opportunis, para penjilat dan para pragmatis yang bermain didua kaki mencari keuntungan pribadi. Rakyat tidak boleh ditarik dalam lingkaran konflik demi kepentingan timses. Semoga pilpres bersih dari kecurangan belajar dari pileg kemarin.

amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun