Mohon tunggu...
Iswan Heri
Iswan Heri Mohon Tunggu... Administrasi - Dreamer, writer, and an uncle

Traveller, Writer, Dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Terbang Tenggelam bersama "Keluarga Cemara"

10 Januari 2019   21:03 Diperbarui: 11 Januari 2019   08:14 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ara. Sumber: youtube Visinema Pictures
Ara. Sumber: youtube Visinema Pictures
Celotehan Ara ini seolah mengkritik Abah yang mulai berubah perilakunya, dari seorang yang murah senyum menjadi pemarah. Secara simbolis ucapan Ara juga mengingatkan akan problem pola komunikasi yang dilakukan orang tua kepada anak. 

Guyonan dan celotehan Ara terkesan ringan namun menggelitik. Akan tetapi, dibalik hal itu ada kegelisahan khas anak-anak dalam memotret dinamika yang terjadi di keluarga. Latihan keras dalam bidang drama yang dilakukan putri Dwi Sasono dan Widi Mulia selama ini telah membuahkan hasil nyata. Widuri Puteri melakukan debut film layar lebar perdananya ini dengan nyaris tanpa cela. 

Kredit khusus juga harus diberikan kepada Zara yang dengan apik memerankan Euis. Sebagai pendatang baru di film Indonesia, akting Zara patut diacungi jempol. Film Keluarga Cemara ioni adalah film kedua bagi Zara, setelah sebelumnya bermain peran di film Dilan 1990. Zara sanggup memerankan Euis sebagai gadis cerdas, pendiam, dan cenderung memendam masalahnya sendiri. 

Konflik batin seorang gadis remaja dalam menjalani pasang surut kondisi keluarga dimainkan dengan baik dan tidak terkesan berlebihan. Ia juga tidak canggung beradu peran dengan aktor senior seperti Ringgo Agusrahman dan Nirina Zubir.

Ekspresi dan kesedihan Zara sebagai remaja perempuan dengan berbagai problematikanya terasa begitu nyata dan menyayat hati. Sebaliknya, roman kegembiraan Zara bersama teman dan keluarganya juga  membawa senyum dan damai di hati. Tak salah lagi, Zara dan Widuri adalah cikal bakal masa depan film Indonesia yang layak ditunggu kiprah selanjutnya. 

Euis dan Abah. Sumber: YouTube Visinema Pictures
Euis dan Abah. Sumber: YouTube Visinema Pictures
Film "Keluarga Cemara" ini rasanya telah melampaui romantisme dan nostalgia pada versi serial televisinya dahulu. Ia berhasil menyuguhkan alur dan konflik baru yang segar tanpa harus kehilangan relefansi dengan perkembangan zaman.

Problem kemiskinan dan pasang surut dalam kehidupan keluarga muda disajikan dengan bernas dan tidak berlebihan. Jalinan cerita yang solid berpadu dengan akting mumpuni para aktor membuat film ini semakin mempesona. Pesan moril akan pentingnya komunikasi dan kebersamaan dalam keluarga disajikan dengan manis serta tidak menggurui penonton. 

Kursi bioskop ketika saya menonton film "Keluarga Cemara" hari itu terisi penuh. Perasaan terbang dan tenggelam ketika menyaksikan film tersebut rasanya terbayar lunas. Saya percaya, seusai melihat film ini setiap penonton menyimpan senyum bahagia di hatinya masing-masing. Demikian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun