Seorang ibu menangis di bulan Mei
anaknya hilang saat menonton demonstrasi
tak lama berita muncul di televisi
"Sebuah mall terbakar saat kerusuhan,"
ujar sang jurnalis.
Tanggal dua puluh satu, si anak bangkit dari kubur
pulang ke rumah tepat setelah sholat dzuhur
setengah kabur, ibu memandang rupa anaknya
parasnya hitam legam seperti kayu dibakar.
"Ibu, maaf aku tak pulang kemarin.Â
Aku tertidur di ruko yang kini jadi arang.Â
tubuhku panas tak karuan."
"Mandilah sepuasmu. Tapi jangan lupa pulang sebelum petang," ucap ibu
si anak tersenyum dan mencium tangan ibu
lantas menari sambil berdendang
di bawah deras hujan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H