Mohon tunggu...
Iswan Heri
Iswan Heri Mohon Tunggu... Administrasi - Dreamer, writer, and an uncle

Traveller, Writer, Dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Bulan Kemerdekaan RTC] Kepada Putih

19 Agustus 2016   00:00 Diperbarui: 19 Agustus 2016   00:34 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padamu surat ini kutulis kawan,

Sejarak seratus masa, terserak antara duka dan asa

Di hari ketika lidah membeku, mata terpejam, dan kepala membatu

Saat hati dan jiwa tak lagi sanggup menghadang deru dan debu

Hutan rimba beton yang berdiri angkuh di atas bulir-bulir padi mimpi kami

Karena manusia hari ini hidup dari memakan kerikil, pasir besi, dan minyak bumi

Burung dan monyet tinggal diantara pepohonan besi pencakar langit

Mata air kering, air mata enggan menetes

Dan suara kami hilang ditelan deru mesin pabrik

Kami serupa ilalang yang digilas traktor pembangunan

Kami ini binatang jalang yang terbuang dari kumpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun