Mohon tunggu...
Iswan Heri
Iswan Heri Mohon Tunggu... Administrasi - Dreamer, writer, and an uncle

Traveller, Writer, Dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[HUT RTC] Nista Cinta Sania

13 Maret 2016   22:24 Diperbarui: 13 Maret 2016   22:47 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber ilustrasi: peka.umk.ac.id"][/caption]

Minggu kedua (terinspirasi novel)

 

Sepasang mata teronggok dipojokan

Tajam kerikil robek kerongkongan

Selimut bara mengoyak rindu

Sebilah pandang menikam hulu

 

Suara binasa ditikam malam

Asaku sirna ditelan muram

Kejam

 

Waktu rebah seret langkah

Semata api ucap resah

 

Lelah rasa tunggui rima

Pada aksara berjubah hampa

Sayatan segores angkat bicara, tulang rusuk patah tiga

Nista sudah tanda cinta

Nenek, Ibu, Ayahanda

 

*****

Sumber Inspirasi: 

Novel Bulan Nararya
Karya Sinta Yudisia

 

Sinopsis:

Novel ini bercerita tentang kehidupan di sebuah klinik kesehatan mental di pinggiran kota Surabaya. Nararya-yang biasa dipanggil Rara-, seorang perempuan muda energik nan kaya akan ide-ide segar, menghabiskan hari-harinya sebagai seorang terapis kesehatan mental. Salah satu pasien yang ditangani oleh Rara adalah Sania.

Sania adalah seorang gadis kecil yang temperamental. Ia dibesarkan dalam kondisi keluarga yang berantakan.Hidup dalam keadaaan miskin, diperparah dengan kehadiran nenek yang sering mencambuknya dengan rotan, ibu yang pemarah, dan ayah yang pemabuk.

Sania ditemukan dinas sosial di sebuah terminal dengan luka di kaki kiri, gigi depan patah, dan punggung yang penuh memar. Tidak menangis, tak mau bicara, dan hanya mengigit kuat boneka yang kala itu dilakukan Sania.

 

Karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun perdana Rumpies The Club.

[caption caption="Sumber ilustrasi: RumpiesTheClub@dok"]

[/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun