Mohon tunggu...
Iswan Kinsank
Iswan Kinsank Mohon Tunggu... profesional -

Saya selalu mengatakan ini pada diri saya setiap saya bercermin”Bro..!!! berdiri jangan takut pada Tumbang,berlari jangan takut pada bayang,Naik Jangan Menginjak Lawan, Hebat Jangan Numpang Kawan,Bangkit dengan Pendirian Pribadi ,Maju Dengan Kemampuan Sendiri”

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kurcaci vs Raksasa

21 Juli 2016   03:59 Diperbarui: 1 April 2017   09:07 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ular Raksasa VS Rajawali Merdeka"][/caption]Ia Tidur sepanjang tahun dan hanya bangun di awal musim semi untuk memastikan apakah ladang apel emasnya tetap terjaga dan produktif untuk menyiapkan bekal pangan menuju musim semi berikutnya.

Selain itu diapun akan mengacak-acak ladang selain miliknya untuk memastikan tidak ada orang yang bisa tidur nyenyak sebelum lebih dulu tertidur.Sikurcaci merasa terusik, mungkin si Raksasa itu   lupa bahwa perlakuannya ini bisa membuat gaduh.

Sikurcaci memang tidak punya kekuatan untuk melawan raksasa dengan adu fisik.Lalu di memilih untuk bersenandung, walau dengan suara parau.Baginya sekedar menghibur diri agar tidak larut dari kepasrahan nasib menjadi kurcaci. Si Raksasa merasa terusik dengan suara parau senandung kurcaci.Titah Raksasa kepada Pelayan "Segera cari Kapas Emas sebagai penutup telinga".Agar tidurnya tidak terganggu.Kurcaci tidak mau kehilangan akal dengan mengajak kurcaci yang lain turut bersenandung.Seperti paduan suara, senandung kurcaci menjadi lebih nyaring.Si Raksasa semakin terusik, dengan wajah murka.Segera sumpal mulut mereka dengan apel..!!.Dengan sigap si pelayan melaksanakan titah untuk menyenangkan raksasa.Apel emas  dipanen sebelum waktunya untuk menyumpal mulut kurcaci agar tak bersenandung.Ladang Ladang seketika kosong tanpa sebiji apel yang tersisa

Si kurcaci memang terdiam karena mulut tersumpal sepotong emas ,tapi si raksasa kehabisan bekal menyambut musim semi.Sepanjang musim dia kelaparan tubuhnya lemah tak berdaya karena kurang tidur dan kehabisan bekal.Sepanjang Musim dia terganggu oleh senandung Kurcaci .Raksasa terkulai, tertatih menyemai ladang  yang baru .Di saat yang bersamaan Raksasa pesaing tumbuh menuai manfaat.Secepatnya menolong kurcaci.Membuka sumpalan apel dimulut kurcaci.Kurcaci kembali riang, dia sukses menaklukkan Raksasa.Tidak perlu menantang Raksasa.Cukup bersandung sebagai pelipur lara.Begitulah cara menaklukkan Raksasa yang Serakah.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun