Pengembangan ilmu pengetahuan selalu memiliki akar dan aliran perjalanannya sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di era modern ini bukan tidak memiliki relasi dengan pengetahuan terdahulu. Hanya saja, beberapa pengetahuan tersebut tidak diketahui atau dengan sengaja ditinggalkan dan tidak disertakan sebagai sumber perolehan pengetahuan. Pengetahuan tradisional merupakan salah satu warisan penting dalam peradaban manusia. Hampir seluruh wilayah yang pernah dihuni oleh manusia, memiliki peninggalan berupa pengetahuan yang diperoleh dari hasil interaksi antara manusia dengan alam di sekitarnya.
Saat ini, beberapa pengetahuan tradisional yang tersisa, khususnya di Indonesia, dapat ditemui pada beberapa komunitas masyarakat. Pengetahuan tradisional masih dapat ditemukan di beberapa wilayah seperti masyarakat adat dan masyarakat yang tinggal di area perdesaan. Namun, tidak banyak masyarakat yang tinggal di area tersebut yang memahami arti penting pelestarian serta potensi ekonomi yang terkandung dalam pengetahuan tersebut.Â
Potensi ekonomi yang terkandung dalam pengetahuan tradisional dapat dilihat pada beberapa sektor industri modern. Diantara industri yang populer seiring perkembangan zaman adalah industri farmasi dan kosmetik. Dua industri tersebut, sedikit banyak, memiliki keterkaitan erat dengan pengetahuan tradisional yang ada di masyarakat lokal. Secara sederhana, pengetahuan tradisional dapat digunakan sebagai sumber pengembangan obat-obatan ataupun pengembangan kosmetik.Â
Pengembangan industri farmasi dan kosmetik yang bersumber dari pengetahuan tradisional harusnya dibarengi dengan pemahaman masyarakat tentang perlunya menjaga pengetahuan tradisional yang dimiliki. Pemahaman masyarakat tentang pengetahuan tradisional beserta perlindungannya sangat penting agar tindakaan akuisisi sepihak yang dilakukan oleh pihak industri tidak menikmati sendiri hasil dari produk yang mereka kembangkan. Masyarakat pemilik pengetahuan tradisional juga harusnya mendapat royalti dari hasil penjualan produk yang dikembangkan apabila produk itu dikembangkan dari pengetahuan tradisional yang diperoleh dari masyarakat di suatu wilayah.Â
Keberadaan pengetahuan tradisional pada suatu komunitas masyarakat, khususnya di Indonesia, ternyata tidak mendapat perhatian yang berarti. Bahkan dalam sistem peraturan perundang-undangan di Indonesia, perlindungan pengetahuan tradisional masih belum mampu mengakomodir perlindungan atas pengetahuan tradisional yang ada pada masyarakat Indonesia. Salah satu faktor penting yang menjadi penghambat hadirnya perlindungan pengetahuan tradisional adalah belum ada kejelasan mengenai definisi tentang pengetahuan tradisional itu sendiri.
Tidak adanya definisi yang jelas berdasarkan peraturan hukum yang ada di Indonesia mengenai pengatahuan tradisional, berimplikasi pada ketidakjelasan ruang lingkup pengetahuan tradisional. Tidak adanya batasan ruang lingkup pengetahuan tradisional, akhirnya berdampak pada ketidakjelasan mengenai jenis pengetahuan tradisional yang akan dilindungi dalam sistem hukum di Indonesia.Â
Pengetahuan tradisional yang ada pada masyarakat, perlu dilakukan kodifikasi. Kodifikasi ini penting untuk dilakukan, selain untuk menjaga pengetahuan tradisional dari tindakan pencurian oleh pihak luar, juga dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk membuat klasifikasi mengenai jenis-jenis pengetahuan tradisional yang ada di dalam komunitas masyarakat Indonesia. Hasil kodifikasi tersebut, kedepannya, diharapkan dapat membantu pembuat kebijakan dalam menyusun formulasi aturan mengenai perlindungan pengetahuan tradisional yang ada.Â
Pengetahuan tradisional dapat berupa resep yang diwariskan secara turun temurun dalam suatu komintas masyarakat. Resep tersebut dapat berupa pengetahuan di bidang pengobatan tradisional ataupun rahasia kecantikan suatu masyarakat tertentu dengan menggunakan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka. Namun, tidak banyak kalangan masyarakat muda yang peduli pada pengetahuan tersebut.Â
Contoh pengetahuan pada sektor pengobatan. Beberapa sando (Dukun) di daerah Sulawesi Barat, terbiasa menggunakan tanaman tertentu sebagai obat batuk. Mereka memiliki racikan sendiri dalam mengobati pasien yang ditangani. Pengetahuan yang dimiliki oleh sando tersebut bisa jadi, diperoleh melalui hasil pengamatan dan pengalaman selama waktu tertentu atau warisan dari sando-sando sebelumnya.Â
Pihak industri farmasi, ketika menyadari adanya obat tradisional yang dimiliki oleh sando, dapat memperoleh resep tersebut hanya melalui obrolan atau perbincangan. Sebagaimana ditulis oleh Prof. Dr. Sri Wartini, S.H., M.Hum. dalam bukunya yang berjudul "Biopiracy", bahwa pencurian pengetahuan seperti ini sangat mungkin terjadi karena sifat permissif yang dimiliki oleh mayoritas masyarakat Indonesia.Â
Resep yang dibeberkan oleh sando kepada pihak industri farmasi kemudian dikembangkan dalam industri tersebut untuk membuat suatu produk baru sebagai obat bagi penyakit batuk, sebagaimana contoh sebelumnya.  Tindakan industri farmasi yang demikian, dapat disebut sebagai pencurian pengetahuan tradisional apabila ia mengembangkan produk tersebut dari resep yang diperoleh dari pengetahuan tradisional masyarakat, namun tidak menyertakan sumber tersebut.Â