Berbicara tentang tokoh perempuan Minangkabau, tidak terlepas dari semangat kemandirian dan kewirausahaan. Perempuan Minangkabau juga dikenal sebagai perempuan yang ulet dan tangguh. Perempuan Minangkabau tidak ingin selalu bergantung secara ekonomi kepada suaminya. Perempuan Minangkabau selalu mencari kesempatan berwirausaha demi memenuhi kebutuhan keluarga dengan memanfaatkan peluang bisnis yang terdapat disekitarnya. Ini sesuai dengan peribahasa Minangkabau, mairik karajo jo usao, mairik parang jo barani. Maknanya, bekerja hendaklah dengan kemauan keras agar berhasil, kalau berperang harus berani.
Career values yang ikut mempengaruhi kesuksesan wirausahawan perempuan  Minangkabau adalah kekeluargaan, kesiapan diri, dan kemitraan. Ukuran kesuksesan bagi pengusaha perempuan Minangkabau adalah mempertahankan usaha orangtua, memberikan manfaat kepada keluarga dan perempuan lainnya, serta profit. Faktor lain selain career values yang mempengaruhi kesuksesan karir perempuan pengusaha, yaitu pendidikan, pengalaman orangtua, dan karakteristik inidividu. Nilai karir adalah prinsip pribadi yang membantu menentukan lingkungan profesional ideal sang wira usahawan. Nilai-nilai ini biasanya menggambarkan karakteristik lingkungan dan ketergantungan peran yang menurut sang wirausahawan paling penting dalam mendorong kepuasan kerja, kemajuan karier, dan kesuksesan. Nilai karir berbeda antara seseorang dengan yang lainnya, karena setiap wirausahawan profesional biasanya memiliki preferensi mereka sendiri dalam hal gaya dan lingkungan kerja. Misalnya, jika sang wirausahawan lebih suka bekerja dalam peran kolaboratif dengan jam kerja fleksibel dan kemandirian, dia mungkin menghargai kreativitas, fleksibilitas, dan otonomi (Indeed Editorial Team, 2022).
Peluang bisnis dapat diperoleh dengan cara melakukan riset, memulai bisnis kecil dan mengikuti seminar wirausaha. Seseorang harus memastikan bisnis yang dilakukannya bukan sekedar musiman. Artinya bisnis yang dilakoninya seyogianya berlanjut dan diminati oleh konsumen. Kalau seseorang berbisnis sekedar mengikuti tren maka bisnisnya tidak akan bertahan lama. Bisnis kecil-kecilan merupakan tahap belajar dalam mengelola bisnis dengan baik dan benar. Hal ini dapat menjadi bekal apabila melangkah lebih jauh membuka bisnis yang lebih luas dan besar. Dalam menjalankan bisnis seseorang tidak boleh berhenti belajar, karena dari sisi wawasan akan bertambah dan semakin handal dalam mengelola usaha. Untuk itu, diharapkan pelaku bisnis bisa mengikuti sejumlah acara seminar baik offline maupun online.
Motivasi berwirausaha disebabkan oleh faktor peluang dan kebutuhan yang meningkat sehingga menyebabkan orang-orang berupaya mewujudkan keinginanan untuk menjadi wirausahawan sukses. Pengalaman dan pengetahuan menjadi modal yang urgen bagi wirausahawan, baik yang diperoleh secara pendidikan formal maupun non formal. Menurut studi, sebagian besar wirausahawan tanpa memandang apa pun gendernya mendapatkan inspirasi dari pengalaman yang didapat selama bekerja di industri yang sama. Dalam hal ini kita dapat melihat contohnya yakni Nurhayati Subakat.
Nurhayati Subakat adalah pengusaha kosmetik terkenal dan pendiri Wardah Cosmetics. Saat ini Nuhayati Subakat merupakan CEO dari PT Paragon Technology and Innovation, sebuah perusahaan yang mengelola merk kosmetik Wardah, Make Over, dan perawatan rambut Putri (Nurdyansa, 2022). Nurhayati Subakat dilahirkan di Nurhayati Subakat, beliau lahir di kota Padang Panjang, Sumatera Barat pada tanggal 27 juli 1950. Ia merupakan anak kedua dari delapan bersaudara.
Beliau tamatan Pondok Pesantren Diniyyah Puteri. Selanjutnya beliau melanjutkan studinya di Kota Padang. Sejak kecil, Nurhayati Subakat memiliki otak yang cerdas, terbukti perempuan Minangkabau ini berhasil diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) di jurusan Farmasi. Di kampus itu juga ia bertemu dengan lelaki yang kini menjadi suaminya yaitu Sabakat Hadi.
Setelah menyelesaikan kuliah tepat waktu, Nurhayati kemudian pulang kampung dan bekerja di rumah sakit sebagai apoteker di Rumah Sakit Umum Padang. Keinginannya untuk mengembangkan diri mencoba peruntungan merantau Jakarta dan bekerja di perusahaan Wella Cosmetic, sebagai staf quality control dari tahun 1979 sampai 1985 (Brain Personalities, 2022)
Ia mencoba berinisiatif untuk membangun bisnis sendiri meski ia sudah mempunyai jabatan yang tinggi di perusahaan tersebut. Pada tahun 1985, ia memulai usahanya dari industri rumahan dengan memproduksi sampo bermerek Putri. Produk pertama yang dibuatnya adalah shampo. Target utama shampo tersebut adalah salon-salon pinggiran di daerah Tangerang. Dengan modal yang tidak terlalu besar, ia gunakan mobil pribadinya untuk memasarkan dagangan dan rumah untuk tempat produksi sehari-hari. Tak disangka produk shampo ini laku keras. Hal ini dikarenakan harganya terjangkau dan kualitasnya tergolong bagus. Produk shampo tersebut akhirnya punya banyak peminat. Dengan banyaknya peminat, Â Nurhayati dapat mendirikan sebuah perusahaan bernama PT Pusaka Tradisi Ibu.
Awal menjalankan bisnis beliau tidak langsung memperoleh kesuksesan. Semua dilalui melalui proses panjang. Ketika usahanya berkembang dan maju selama lima tahun, Nurhayati mendapat cobaan. Pabrik miliknya habis dilalap api.
Namun dengan tekad dan keyakinan yang kuat, perempuan berdarah Minangkabau ini bangkit dari keterpurukan, ia memulai kembali usahanya dari nol. Modal usaha diperoleh dari tabungan suami dan digunakan untuk membayar gaji karyawan serta membangun lagi tempat produksi usahanya. Terbakarnya pabrik membuat nasib usaha shampo milik Nurhayati Subakti berada di titik nadir. Pabrik terbakar dan utang di bank yang belum lunas membuat beliau sempat ingin menutup usahanya. Belum lagi karyawan yang harus ia bayarkan gajinya. Namun disinilah titik balik dari Nurhayati Subakat. Ia menolak menyerah dengan keadaan.
Mendirikan Pabrik BaruÂ
      Bangkit dari keterpurukan, Nurhayati Subakat lalu mendirikan pabrik baru. Pabrik ini terletak di Cibodas dan Tangerang. Dia kemudian melakukan inovasi baru dengan membidik konsumen muslimah. Pada tahun 1995, Nurhayati Subakat mendirikan Wardah. Nama Wardah yang memiliki arti bunga mawar dipilih karena ia membuka usaha yang bertema islami. Kosmetik tersebut dengan cepat diterima masyarakat khususnya kaum muslimah. Hal ini terbukti di tahun 1999-2003 penjualan produk melonjak drastis.
      Keberhasilan kosmetik Wardah diterima pasar muslimah karena strategi marketing yang didukung oleh manajemen perusahaan yang baik. Di tahun 2011, PT Pusaka Tradisi Ibu yang mewadahi kosmetik Wardah lalu berganti nama menjadi PT Paragon Technology & Innovation yang hingga kini mempunyai lebih dari 7.500 karyawan dan memiliki kapasitas produksi lebih dari 95 juta produk personal care dan make-up. Kini produk-produknya juga mencakup perawatan kulit, dan perlengkapan make-up.
Penghargaan Doktor Honoris Causa (HC)
      Pada tanggal 5 April 2019, Nurhayati Subakat dianugerahi almamaternya gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa). Penganugerahan gelar tersebut beriringan dengan Wisuda kedua Institut Teknologi Bandung Tahun Akademik 2018/2019. Wisuda ini diselenggarakan di Gedung Sasana Budaya, Bandung. Gelar Honoris Causa diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada seseorang yang telah memberikan sumbangsih nyata dan menonjol dalam memajukan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sehingga memiliki dampak yang luar biasa bagi perkembangan kebudayaan bangsa serta kemanusiaan.
Ketua Tim Promotor Prof. Yeyet Cahyati Soemirtapura menjelaskan, ada beberapa pertimbangan yang mendasari pemberian gelar tersebut, terutama dari karya inovasinya yang telah dihasilkan. "Berdasarkan pertimbangannya, bu Nurhayati ini pantas dan memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Doktor HC," ujar Prof. Yeyet dalam sesi konferensi pers (Itb.ac.id, 29 November 2022).
Inovasi yang menonjol dalam produk Wardah dapat dilihat dari bahan baku tradisonal, pengemasan yang higienis, pengembangan formula yang baik dan pembuatannya sesuai dengan sertifikasi halal. Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA mengatakan, proses pemberian gelar Doktor Honoris Causa tersebut melalui tahapan yang panjang, yang diawali dari usulan pada calon, lalu disampaikan kepada Rektor. Selanjtnya, Â rektor mempunyai tim pengamat yang kemudian bekerja dan menganalisis, melihat membaca dan mengkaji data dari para calon. Baik itu Curicculum Vitae, maupun karya-karya. Kemudian apabila tim pengamat ini sudah selesai bekerja, mereka akan melaporkannya kepada rektor, lalu diteruskan kepada senat akademik. Berdasarkan rapat di senat akademik dibentuk tim promotor. Tim promotor bekerja dan hasilnya dilaporkan kepada rapat senat dan kalau disetujui maka diketok palu dan hasilnya diberikan kembali kepada Rektor. Nurhayati Subakat dapat dikatakan sebagai perempuan pertama penerima gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Institut Teknologi Bandung.
Bagi Nurhayati, pemberian penghargaan tersebut bukan hanya untuk dirinya pribadi, tapi lebih kepada tim yang telah bekerja dan menghasilkan produk inovasi. Dia menegaskan, gelar yang diraih adalah penghargaan terhadap karya anak bangsa, produk lokal yang bisa menyaingi produk-produk multinasional. Prestasi yang dicapai Nurhayati Subakat sudah banyak diapresiasi oleh berbagai pihak, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sampai saat ini tidak kurang dari 12 penghargaan tingkat nasional dan internasional diterima oleh Nurhayati.
Ditengah mewabahnya Covid 19, PT Paragon Technology & Innovation menyumbangkan 40 Miliar untuk pembelian alat-alat kesehatan bagi rumah sakit yang menjadi tempat rujukan penderita virus covid. Dibaik lesunya perekonomian nasional bahkan global, PT Paragon kian menunjukkan eksistensinya. Pada tanggal 26 Oktober 2020, perusahaan ini mengekspor enam kontainer produk kosmetik senilai Rp22,9 miliar ke Malaysia. Total ekspor PT Paragon ke Malaysia mencapai 53 kontainer.
Kiat Sukses Bisnis Nurhayati Subakat
      Dalam menuju kesuksesan setiap orang mempunyai prinsip dan jalan yang harus ditempuh. Nurhayati Subakat memiliki kiat menuju kesuksesan bisnis yang dia bagikan dalam bincang virtual program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) angkatan kedua. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2021. Program itu terselenggara atas kolaborasi Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dengan PT Paragon Technology and Innovation.
      Nurhayati Subakat yang juga sering menjadi narasumber dan motivator menjelaskan bahwa yang diperlukan seseorang yang menjadi wirausahawan ada lima karakter. Karakter tersebut adalah Ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati, ketangguhan, dan inovasi. Karakter ini telah menjadi corporate culture di PT Paragon Technology and Innovation. Nurhayati memberikan satu contoh penerapan karakter ketangguhan saat menjalankan usaha. Pemerintah biasanya memberikan bantuan berupa pinjaman modal untuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sayangnya sejumlah pelaku usaha memilih tidak mengembalikan bantuan tersebut. "Saya sampaikan namanya utang itu ya dikembalikan. Kepercayaan dan kedisiplinan itu modal utama," ungkapnya (Handayani, 2021).
      Nurhayati Subakat juga menjelaskan mengapa perusahaan kosmetiknya begitu peduli terhadap pendidikan. Langkahnya itu menurutnya terinspirasi dari sang nenek yang peduli terhadap pendidikan anak-anaknya. Sebagai orang tua tunggal, nenek Nurhayati memastikan empat anaknya mengenyam pendidikan hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Saat itu, SLTA merupakan pendidikan paling tinggi di wilayah pedesaan.
Dalam hal Corporate Social Responsibility (CSR), perusahaan PT Paragon Technology and Innovation peduli dengan pendidikan. Kepedulian ini ditunjukkan Nurhayati Subakat dengan pemberian beasiswa kepada anak nagari yang tinggal dikampung kelahiran asal orang tuanya yakni Padang Panjang. Nurhayati Subakat berprinsip bahwa hanya melalui pendidikan yang bisa mengangkat derajat keluarga. Nurhayati optimis bahwa anak yang punya semangat belajar yang tinggi dapat mengangkat status keluarganya. Bahkan pernah ada seorang anak yang diberikan beasiswa oleh beliau saat ini telah menjadi seorang dokter.
Gaya Kepemimpinan Nurhayati Subakat
      Gaya kepemimpinan Nurhayati Subakat sesuai dengan filosofi Bundo Kanduang. Bundo Kanduang di Alam Minangkabau merupakan sosok yang dimuliakan baik tua dan muda.
Bundo kanduang limpapeh rumah nan gadang. Amban puruak pegangan kunci. Amban puruak aluang bunian. Pusek jalo kumpulan tali. Hiasan dalam nagari. Demikian yang disebutkan dalam petatah petitih Minangkabau. Seorang bundo kanduang bertanggung jawab dalam keluarga karena ia tiang penyanggah rumah tangga (limpapeh). Ia mampu menyelesaikan persoalan rumah tangga (ambun puruak pegangan kunci -- ambun puruak aluang bunian). Ia mampu menghimpun keluarga besarnya dalam arti luas -- extended family- (pusek jalo kumpulan tali). Ia juga sebagai penjaga adat dan budaya dalam suatu peradaban manusia (sumarak dalam nagari). Bundo kanduang adalah tempat merembukkan segala persoalan dan mencari solusi dari masalah yang ada. Gaya kepemimpinan Bundo Kanduang inilah yang dilakoni oleh Nurhayati Subakat dalam mengayomi stafnya di perusahaan.
      Gaya kepemimpinan ala Nurhayati Subakat mengandung nilai karismatik yang dapat dirasakan melalui pemikiran dan tindakannya yang visioner dan menginspirasi staf perusahaan. Disamping itu memiliki kerjasama tim yang kuat  dan memiliki perlindungan diri baik dari resiko yang akan dihadapi perusahaan. Ini sesuai dengan apa yang disebutkan Cinar dan Altintas (2008) dalam (Melyn dan Roy, 2014) Gaya kepemimpinan feminim memiliki tiga dimensi yaitu :
Pertama, Charismatic atau Value Based
a. Visionary
b. Inspirational
Kedua, Team oriented
a.Collaborationteam orientation
b. Team integrator
Ketiga, Self-Protective
a. Self-centered
b. Procedural atau bureaucratic
      Kepemimpinan perempuan adalah kepemimpinan aktif dimana pemimpin adalah pengurus bagi orang lain, penanggung jawab aktivitas (steward) atau pembawa pengalaman (carrier of experience).
Penutup
      Keberhasilan Nurhayati Subakat dimulai dari perjuangan yang tidak mudah. Keberhasilannya memerlukan proses yang sangat panjang yang dimulai membuat usaha shampo dari rumah hingga memiliki pabrik dan perusahaan. Aktivitas yang dilakukan oleh Nurhayati Subakat sangat menginspirasi siapa pun yang membaca kisah beliau baik melalui media online maupun offline.
      Ada baiknya dimasa mendatang, Nurhayati Subakat membangun inkubator bisnis yang dapat mencetak pengusaha perempuan Minangkabau dengan bimbingannya. Dengan terciptanya pengusaha perempuan Minangkabau dapat menjadi solusi dalam pengentasan kemiskinan khususnya di Provinsi Sumatera Barat. Perempuan dapat menjadi pelopor perubahan bagi keluarganya dan masyarakatnya melalui kerja nyata. Women are the real architects of society. Wanita adalah arsitek yang sesungguhnya bagi masyarakat. Demikian quote Cherilyn Sarkisian, artis kondang Amerika Serikat Era 90an.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H