Mohon tunggu...
Iswadi Suhari
Iswadi Suhari Mohon Tunggu... Penulis - Passion catcher

Penulis opini, buku, dan novel "Cintaku Setengah Agama"

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tentang Sakit DBD yang Anda Tidak Tahu

20 Agustus 2021   14:38 Diperbarui: 20 Agustus 2021   14:42 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from Pixabay.com

Beberapa hari yang lalu, saya dan istri disibukkan dengan mengurus dua orang anak kami yang sakit panas. Padahal hari itu adalah jadwal mereka untuk vaksin kedua Covid-19. Di pagi hari anak kedua saya berumur 13 tahun mengeluh tidak enak badan dan badannya terasa demam. 

Maka jadilah hanya anak pertama saya yang berangkat ke sebuah sekolah di kawasan Cilandak untuk vaksin kedua sesuai jadwal. Proses vaksinasi berjalan sangat baik karena dilakukan dengan metode drive through.

Balik lagi ke anak yang kedua, sampai tiga hari anak itu mengeluh demam, badan panas, tidak seimbang saat bediri, dan merasa mual sesekali. Untungnya dia masih tidak terlalu punya masalah dengan makan dan minum. 

Karena prosedur ynag kami ketahui adalah analisis darah baru bisa dilakukan setelah seorang anak mengeluh demam minimal tiga hari maka kami pun menunggu hingga tiga hari sambil berharap demamnya segera turun.

Di hari keempat anak saya masih mengeluhakn kalau kepalanya pusing dan masih tidak bisa berdiri lama sementara panasnya sudah mulai turun. Kecurigaan saya adalah dia kembali menderita typus seperti dideritanya saat dia masih sekolah di taman kanak-kanak. Kami pun pergi ke dokter dan seperti perkiraan, dokter pun menyarankan untuk cek darah. 

Kecurigaan mengarah pada Demam Berdarah Dengue atau DBD karena memang di rumah sakit tersebut tengah banyak pasien yang sedang dirawat karena DBD. 

Setelah menunggu sekitar satu jam, hasil cek darah di laboratorium pun keluar. Hasilnya, trombosit anak saya cukup rendah 110 ribu per mikroliter di bawah normal yang minimal 150 ribu per mikroliter.

Dokter menyarankan untuk meminum obat terlebih dahulu sambal menunggu kamar di rumah sakit tersebut ada yang kosong dan besok akan dilakukan cek darah Kembali. Jika trombosit kurang dari 100 ribu maka anak saya harus segera ke IGD dan mendapat kan kamar untuk rawat inap. 

Singkat cerita anak saya pun diperkisa kembali darahnya keesokan harinya. Hasilnya cukup membuat panik karena kadar trombosit dalam darahnya turun drastis menjadi 76 ribu. Kami pun segera memutuskan untuk mendapatkan rawat inap.

Walaupun ini bukan kali pertama anak saya terkena DBD karena kakaknya pernah juga mengalami hal yang sama, tetap saja pengetahuan kami tentang DBD cukup membuat kami panik dan ketakutan. Kami  pun berselancar di dunia maya mencari tahu lebih banyak tentang DBD. 

Ternyata ada beberapa hal yang tidak kami ketahui sebelumnya dan cukup membuat tenang. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui jika anggota keluarga kita terkena DBD.

Pastilah kita semua tahu kalau DBD diawali dengan gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Namun saya baru tahu kalau yang bisa menularkan penyakit DBD hanya nyamuk betina yang kebetulan menggigit pasien yang sudah terkena DBD.

Menurut hasil riset saya, tidak perlu khawatir berlebihan ketika jumlah trombosit rendah jika pasien masih tidak punya masalah dengan makan dan minum. 

Perawatan rawat inap pun sebetulnya tidak terlalu diperlukan jika kita bisa menjaga agar pasien tidak kekurangan cairan. Karena saat rawat inap yang diberikan juga hanya infus untuk mencegah tubuh pasien kekurangan cairan. 

Makanan disajikan seperti biasa tidak ada yang khusus. Tetangga saya malah memilih untuk dilakukan infus di rumah saja. Kebetulan tetangga ada yang seorang perawat dan mampu melakukan infus di rumah. Mengingat di rumah sakit ada resiko terpapar virus Covid-19 katanya.

Baca-baca ternyata jumlah trombosit rendah itu tidak atau bukan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan saat terkena DBD. Ada satu indikator lain yang lebih penting yaitu hematokrit yang diukur dengan persentase. Normalnya sekitar 40 persen. Kebetulan waktu itu anak saya 37 lebih rendah sedikit dari normal.

Hematokrit ini semakin tinggi semakin berbahaya yang menunjukan darah semakin kental dan rawan terjadi pendarahan karena pasokan oksigen untuk tubuh melalui darah menjadi berkurang. Nah, jadi kalau trombosit rendah jangan terlalu panik selama hematokritnya masih aman dan tidak ada pendarahan.

Tanda-tanda pendarahan saat terjadi DBD itu ada dua kondisi ada yang tampak dari luar seperti mimisan dan bercak merah pada kulit namun yang lebih bahaya itu kalau pendarahan terjadi di dalam tubuh dan tidak tampak dari luar. 

Biasanya terlihat dari feses yang hitam pertanda telah bercampur dengan darah. Nah menurut literatur yang saya baca dan nasehat dari saudara yang perawat, selama tidak terjadi pendarahan, trombosit rendah jangan membuat kita terlalu panik. Saat terjadi pendarahan pun bukan serta merta pasien akan meninggal.

Yang perlu diketahui adalah fase sakit DBD. Secara mudah dokter menerangkan sakit DBD itu lamanya satu minggu . Jadi kalau mulai terasa demam hari Senin maka hari Senin berikutnya sudah sembuh. 

Polanya sering disebut seperti pelana kuda yaitu demam naik pada hari pertama hingga hari ketiga kemudian turun pada hari ke empat hingga enam dan naik kembali pada hari ke 6 atau ke 7. 

Namun yang paling harus diperhatikan adalah pada masa hari ke 4 hingga ke 6. Masa ini merupakan masa kritis walaupun demam semakin turun dan seolah pasien telah sembuh padahal biasanya kadar trombosit masih terus turun. 

Nah pada hari ke 6 atau 7 trombosit akan mulai naik kembali dan biasanya dokter sudah membolehkan pasien untuk pulang walaupun trombosit dalam darah masih di bawah 100 ribu per mikroliter. 

Karena fase tersebut sudah masuk ke fase penyembuhan walaupun pasien terkadang masih merasakan demam. Setelah fase penyembuhan sebaiknya pasien masih tetap istirahat dan tidak melakukan kegiatan yang berat.

Selama masa perawatan banyak saudara menyarankan beberapa minuman yang baik untuk diberikan pada pasien DBD Sari kurma paling banyak disarankan. Dokter kami juga menyarankan kurma Cina yang direbus dan diminum airnya. 

Sayangnya anak-anak biasanya tidak suka rasa kurma dan susah jika disuruh makan atau minum sari kurma. Saudara yang dokter mengirim susu beruang dan kebetulan anak saya mau meminumnya.

Alhamdulillah pada hari ke 7 trombositnya mulai naik kembali dan pada hari ke 8 walaupun trombosit masih 95 ribu per mikroliter dokter sudah membolehkan anak saya untuk pulang karena tidak ada tanda-tanda deman dan anak saya juga tidak merasakan keluhan sakit lainnya.

Jadi jangan terlalu panik ya kalau trombosit rendah saat sakit DBD, selama tidak ada pendarahan dan tidak ada masalah dalam makan dan minum. Insya Allah pasien akan sembuh dalam waktu satu minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun