“Waahh... Tempat ini indah sekali, lihat! Ada banyak kristal yang menempel di dinding goa! Tapi, tempat ini dingin juga ya...” Kita menelusuri goa itu semakin dalam, hingga kita menemuka cahaya dari suatu arah, sepertinya itu ujung goa! Kami melihat pemandangan menakjubkan, Kunang-kunang yang terbang tadi keluar ke arah cahaya tersebut dan berubah menjadi Kupu-kupu yang cantik! “Wah... Dimana ini?” Aku menapakkan kakiku di tanah yang baru itu, aku melihat pemandangan suatu desa yang dikelilingi oleh gunung-gunung yang indah! Langitnya... Sepertinya matahari baru terbit! Ada banyak pohon mengelilingi kami, indah... Sungguh Indah!
“Aku nggak mimpi, kan?” Tanya Fandi heran “Mau kupukul buat mastiin?” balas Razzan “Ga, aku bisa sendiri” akhirnya Fandi beneran mukul mukanya sendiri... “Sakit, kita ga mimpi” Kata Fandi sambil menahan sakitnya (tadi kekencengan mukulnya, wkwk). Kalo nanya dimana Zayid sama Linda, mereka lagi sibuk nyingkirin tanaman gantung dari badannya Zayid.
. . .
“Guys, ayo kita ke desa sana, siapa tahu ada yang tau kita dimana. Aku takut kita beneran pindah dimensi,” ajakku, tapi... “Harusnya kamu nggak bilang gitu, Kin...” KITA BENERAN PINDAH DIMENSI!!!
*20 menit yang lalu...
“Ayo, desanya deket, bentar lagi sampe... udah kelihatan dari sini!” kata Zayid yang memimpin perjalanan kita dari goa ke desa itu. Goanya tadi, ada di atas bukit kecil, untungnya nggak tinggi banget lah ya... Tapi, pas udah sampe bawah, kita harus nerjangin padang rumput yang luuuaaasssssssssssssss bangeetttttttttt............ Dari dalam goa tadi, sebenarnya ada aliran air di sepanjang jalannya. Aku nggak terlalu merhatiin sih, tapi makin kebawah, alirannya makin lebar dan menjadi sebuah sungai. Kita mengikuti arah sungai yang kami percayai akan mengarah ke desa. Untung bener sih... “Huh... Ini.. Udah di gerbang desanya. Ayo cari petugas atau warganya yuk!” Kita pun melangkah masuk ke gerbang desa. Kami melihat sesosok kakek yang berjaga di depan gerbang, jujur agak aneh karena bajunya terasa asing, seperti sangat tradisional, “Siapa kalian? Apa kalian menemukan sesuatu?!” Kata kakek itu, “Hah? Err... Maaf, kami pendatang, kalau boleh tahu, kita sedang dimana ya kek?” Tanya Linda, “Oh... cah ayu orang baru to... Kita di Wisa Puspa-Desa tercinta kita!” “Hah..?” Kami saling menatap satu sama lain, ‘Kita dimana??!!’ 1st part, thx for read my first story, see ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H