Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Isvandia
Muhammad Yusuf Isvandia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030117 Ilmu Komunikasi

kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Industri Kerajinan Tenun ATBM Dhimas Craft

21 Juni 2024   22:39 Diperbarui: 21 Juni 2024   23:18 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen pribadi (bersama pak Machrus)

Perkembangan dunia ekonomi dan bisnis telah mengalami pergeseran budaya, yaitu dari ekonomi berbasis sumber daya ke arah ekonomi berbasis pengetahuan atau kreativitas. Hal ini dapat dilihat pada berkembangnya kelompok-kelompok usaha yang peduli terhadap peningkatan kapasitas produksi yang memiliki peluang untuk berinovasi dan berkreasi yang mampu bertahan dan mengusung peran ekonomi kreatif dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang semakin dinamis.                  

Pengembangan ekonomi kreatif merupakan upaya menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan kualitas yang dapat diandalkan. Ekonomi kreatif terdiri dari penyediaan bahan baku serta  penyediaan produk langsung kepada pelanggan dan pendukung penciptaan nilai kreatif pada sektor lain yang secara tidak langsung berhubungan dengan pelanggan.

UMKM  (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu pelaku ekonomi kreatif di pedesaan difokuskan pada aktivitas ekonomi yang memberikan multiplier effect yang cukup besar terhadap ekonomi daerah ditinjau dari: potensi pasar, potensi ekonomi, potensi untuk sukses, dan dampak terhadap rakyat kalangan ekonomi bawah atau miskin. Sebagian besar yang dijadikan aktivitas ekonomi utama suatu daerah adalah industri yang memiliki bahan baku yang berasal dari daerah itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan usaha ekonomi kreatif di pedesaan. Selanjutnya, keberhasilan pembangunan ekonomi lokal maupun ekonomi nasional tidak dapat dipisahkan dari peranan sektor usaha mikro kecil menengah. Sektor ini memegang peranan penting yang sangat sentral dan strategis dalam pembangunan daerah maupun pembangunan nasional, baik dilihat dari segi keterbatasan modal, SDM maupun keterbatasan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat kecil, serta rendahnya kemampuan penyerapan tenaga kerja.

Pemberdayaan sektor UMKM berkaitan dengan banyak aktor dan banyak variabel. Salah satu usaha mikro kecil dan menengah yang mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal di Kabupaten Batang adalah UMKM kerajinan tenun  ATBM  (Alat Tenun Bukan Mesin) yang berlokasi di Kampung Tenun, Desa Cepagan, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang.

UMKM industri kerajinan tenun dengan merek dagang  "Dhimas Craft" merupakan suatu usaha pembuatan kerajinan kain tenun menggunakan ATBM yang bahan baku utamanya berasal dari benang hasil daur ulang yaitu benang sisa-sisa dari perusahaan tekstil besar yang dikumpulkan , diurai dan di kelos lagi.

Pada saat ini usaha industri kerajinan tenun ATBM "Dhimas Craft" mengalami kondisi  perkembangan yang cukup baik, karena kerajinan tenun menggunakan ATBM ini cukup digemari bukan hanya masyarakat lokal tapi juga turis mancanegara.

Dalam melakukan kegiatan usaha atau proses produksi tentu saja diperlukan bahan baku utama sebagai bahan  yang akan diproses dan diolah menjadi suatu produk atau barang jadi. Pak Machrus selaku pemilik usaha menjelaskan Bahan baku utama yang akan diolah dan diproses untuk produksi tersebut berupa benang yang akan digunakan dalam pertenunan sebagai bagian lusi dan sebagai bagian pakan. 

Benang yang digunakan sebagai bahan baku utama diperoleh dari daerah sekitar tempat usaha yaitu Wilayah Pekalongan dan Wilayah Batang sendiri. Dimana 2 daerah ini terdapat banyak pabrik tekstil yang menghasilkan limbah benang (benang afal) yang oleh penampung bisa diolah dan diurai lagi menjadi benang yang bisa dijadikan sebagai bahan baku utama industri kerajinan tenun ATBM. 

Benang afal (limbah) dari pabrik tekstil yang didaur ulang ini memberikan nilai tambah yang positif karena dari barang limbah yang tak ada nilainya diproses daur ulang menjadikan bernilai untuk bahan baku untuk proses pertenunan.

Untuk mengahasilkan kerajinan tersebut pak Machrus tentu tidak mengerjakannya sendiri untuk saat ini ia memiliki tenaga kerja yang berjumlah 8 orang, yang terdiri dari 5 perempuan dan 3 laki-laki. Dan juga ada salah satu tahapan proses pekerjaan produk yang cara mengerjakannya sebagai sambilan bagi para ibu rumah tangga, sambil momong anak atau sambil nonton TV yaitu meronce atau mengikat-ikat ujung daripada kain hijab , shal atau selendang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun