Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia telah meluncurkan Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan visi Merdeka Belajar.Â
Program ini dirancang untuk melahirkan guru-guru yang adaptif, inovatif, dan memiliki jiwa kepemimpinan untuk menggerakkan transformasi pendidikan di sekolahnya.
Sejak diluncurkan pada tahun 2020, PGP telah menghasilkan lebih dari 55.000 Guru Penggerak yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.Â
Para Guru Penggerak ini telah menunjukkan dampak positif yang signifikan terhadap proses belajar mengajar di kelas, dengan menciptakan pembelajaran yang nyaman, menyenangkan, dan berpusat pada pengembangan potensi murid.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menegaskan bahwa Guru Penggerak merupakan salah satu kunci keberhasilan implementasi kebijakan Merdeka Belajar. "Kehadiran Guru Penggerak merupakan salah satu jaminan dari keberlanjutan Merdeka Belajar," ujar Nadiem.
Guru Penggerak memiliki beberapa karakteristik yang membedakan mereka dari guru-guru pada umumnya. Pertama, Guru Penggerak memiliki visi yang kuat tentang masa depan pendidikan Indonesia.Â
Mereka yakin bahwa setiap murid memiliki potensi untuk berkembang dan berprestasi, dan mereka berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung potensi tersebut.
Kedua, Guru Penggerak memiliki kemampuan pedagogi yang mumpuni. Mereka memahami berbagai metode pembelajaran yang efektif dan mampu menerapkannya dengan tepat dalam konteks pembelajaran di kelas.
Ketiga, Guru Penggerak memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Mereka mampu menginspirasi dan memotivasi murid-muridnya untuk belajar, serta mampu bekerja sama dengan rekan-rekan guru dan pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang positif.
Berdasarkan fakta dan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa Guru Penggerak memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan Merdeka Belajar.Â