Kabar ini membuat saya merasa cemas dan terancam, terutama karena di lingkungan tempat tinggal saya, pendidikan perempuan tidak dianggap penting.
Bapak saya sering mengatakan bahwa pendidikan tinggi bagi perempuan tidaklah berguna karena pada akhirnya mereka akan menjadi seorang istri. Ketakutan saya semakin bertambah ketika Bapak mengutarakan keinginan untuk menjodohkan saya dengan seorang lelaki yang suka merokok. Saya merasa terjebak antara keinginan untuk belajar dan harapan keluarga.
Peristiwa Positif: Semangat Belajar dan Mewujudkan Impian
Di tengah tekanan untuk menikah, saya menemukan cahaya harapan melalui kesempatan untuk melanjutkan sekolah di SMP.Â
Dukungan dari bapak kepala sekolah dan perjuangan saya untuk mendapatkan beasiswa menjadi titik balik dalam hidup saya.Â
Saya meminta bapak kepala sekolah untuk menakuti Bapak saya agar membiarkan saya melanjutkan sekolah. Meskipun ini merupakan tindakan yang tidak sepenuhnya jujur, hal itu membuka jalan bagi saya untuk mewujudkan impian saya.
Dampak Emosional yang Berkelanjutan
Peristiwa-peristiwa ini meninggalkan dampak emosional yang kuat dalam hidup saya.Â
Saya merasa cemas, khawatir, dan trauma karena tekanan untuk menikah di usia muda. Namun, semangat belajar dan perjuangan untuk mencapai impian saya juga memberi saya rasa semangat dan percaya diri.
Pembelajaran dan Peran sebagai Seorang Guru
Sebagai seorang guru, pengalaman trapesium usia ini mengajarkan saya untuk memahami bahwa setiap murid memiliki pengalaman hidup yang unik.Â