Dalam perdebatan antara kebahagiaan di media sosial dan kebahagiaan dalam kehidupan nyata, penting untuk memahami kedua sisi perspektif ini secara mendalam.Â
Di era digital yang semakin berkembang, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, memberikan platform untuk berinteraksi, berbagi, dan membangun hubungan dengan orang lain.Â
Namun, apakah kebahagiaan yang dirasakan dalam dunia maya ini sebanding dengan kebahagiaan yang dapat kita temukan dalam pengalaman hidup nyata?
Kebahagiaan di Media Sosial:
Pada permukaannya, kebahagiaan di media sosial sering kali terlihat melalui pameran pencapaian, gaya hidup glamor, dan penerimaan sosial.Â
Foto-foto liburan yang menakjubkan, barang-barang mewah, dan momen-momen bahagia bersama keluarga atau teman-teman sering kali menjadi tolok ukur keberhasilan dan kebahagiaan dalam lingkungan digital.Â
Namun, di balik layar yang bercahaya ini, terdapat realitas yang seringkali tidak terungkap.
Fenomena perbandingan sosial yang tidak sehat sering kali muncul di media sosial, di mana individu cenderung membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan orang lain yang ditampilkan secara selektif.Â
Hal ini dapat memicu rasa tidak aman, kecemburuan, dan bahkan depresi. FOMO (Fear of Missing Out) juga menjadi masalah, di mana individu merasa tertekan karena merasa bahwa kehidupan mereka tidak sebahagia yang ditampilkan oleh orang lain di platform media sosial.
Kebahagiaan di Dunia Nyata: